Search

KIAT MUDAH BANGUN UNTUK SHALAT TAHAJJUD

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

“Rabb, bangunkan aku di tengah malam!”. Begitu pinta para pecinta tahajud. Ayat-ayat dan hadis-hadis yang menganjurkan untuk bertahajud serta energi yang dipancarkan oleh malam telah membakar jiwa mereka dalam pengharapan doa yang senantiasa dipanjatkan saat malam menjelang.

Wahai para pecinta tahajud, jika Anda ingin dibangunkan untuk shalat tahajud, tidak hanya sekadar doa yang harus kita panjatkan.Namun, Anda harus pun melewati pintu-pintu ini agar Allah berkenan membangunkan Anda pada malam hari untuk bertemu dengan-Nya.

 

A.    Azam yang Kuat

Inilah pintu pertama yang harus kita lalui agar dimudahkan oleh Allah untuk bangun malam. Tanpa azam atau keinginan yang kuat, semua harapan mustahil terwujud. Semuanya dimulai dari keinginan. Segalanya dimulai dari niat yang kokoh.

·      Anda ingin kaya, Anda pasti kaya.

·      Anda ingin sukses, Anda pasti sukses.

·      Anda ingin sehat, pasti Anda sehat.

·      Anda ingin lulus ujian, pasti Anda lulus ujian.

·      Anda ingin menjadi orang saleh, pasti Anda saleh.

·      Anda ingin menjadi sarjana, pasti Anda akan jadi sarjana.

·      Anda ingin naik haji, pasti Anda akan naik haji. Nah, semuanya dimulai dari sebuah keinginan. 

·      Mengapa ini bisa terjadi?

·      Berikut ini beberapa alasan dilihat dari beberapa bidang ilmu.

·      Dalam kajian ilmu psikologi terutama dalam teori-teori motivasi menyatakan bahwa sesuatu pasti akan terjadi sesuai dengan kekuatan pikiran dan keinginan kita. Apapun yang ada dalam benak Anda, jika hal tersebut kita inginkan untuk terjadi, maka terjadilah.

·      Dalam kajian ilmu psikologi dikenal ilmu sugesti, yang mana segala apa yang terjadi dalam kehidupan, sangat tergantung dari apa yang sedang dipikirkan dan diinginkan. Misalnya: untuk mendapatkan nilai 9 dalam mengikuti pelajaran matematika adalah sesuatu pekerjaan yang sulit Anda capai. Namun jika Anda mensugesti diri bahwa Anda bisa mendapatkannya, hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Suatu saat ada ujian matematika. Anda ingin mendapatka nilai yang sesuai, jika sugesti, Anda jadikan sebagai pegangan dalam diri Anda dan Anda mengucapkan, “Saya pastikan saya bisa mencapai nilai 9 dalam ujian kali ini, maka Anda pasti mendapatkan nilai 9,” apa yang terjadi? Saya yakin Anda akan mendapatkannya.

·      Dalam kajian fisiologi otak, sugesti yang kita tanamkan dalam diri kita akan diproses dalam otak besar kita (hypothalamus), kemudian secara otomatis akan terkoneksi dalam gerakan tubuh kita. Oleh karena itu, jika Anda melakukan sugesti bahwa diri Anda bisa melakukan apapun yang Anda inginkan, maka Anda akan memiliki kekuatan, semangat, dan dorongan untuk melakukan apa yang Anda inginkan.

 

Demikian juga jika hal ini kita praktekkan dalam konteks bangun malam untuk shalat tahajud. Jika kita memiliki niat yang kuat atau keinginan yang kuat, maka akan tersugesti dalam pikiran bahwa Anda bisa melakukan hal tersebut. Kerja sugesti akan memengaruhi pola pikir Anda untuk membangunkan Anda pada waktu malam. Jika ingin bangun pukul 03.00 dinihari, maka kekuatan pikiran Anda membangunak Anda pada jam tersebut.

 

Jika Anda kurang yakin dengan teori dan penjelasan di atas, silakan saja Anda coba mempraktekkannya! Saya sudah mempraktekkannya. Ketika saya dan istri berazam ingin tahajud pukul 03.00, maka saya pun bangun pukul 03.00, bahkan terkadang lebih cepat daripada waktu yang saya inginkan.

 

 

B.     Jauhi Dosa dan Maksiat

Jauhi dosa dan maksiat! Inilah pintu kedua yang harus Anda lalui agar mudah bangun malam. Pasti Anda bertanya-tanya, apa korelasi bangun malam dengan menjauhi dosa dan maksiat, bukan? Untuk menjawab tanda tanya besar tersebut, marilah simak riwayat dan perkataan para ulama berikut ini.

     Seorang sahabat bertanya kepada Hasan Al-Bashri, “Wahai Abu Sa‟id–panggilan Hasan Al-Bashri–aku ingin bangun malam dan menyucikan diri, tetapi kenapa rasanya begitu sulit?” Hasan Al-Bashri menjawab, “Apakah tadi siang kau telah berbuat dosa?” kemudian sahabat tersebut menjawab, “Iya. Tadi siang aku menyakiti hati temanku dan aku juga memperlambat shalatku.” Hasan menjawab kembali, “Segeralah minta maaf kepada temanmu dan segeralah beristighfar, niscaya engkau akan mudah bangun malam.”

     Beberapa orang sahabat bertanya kepada Ibnu Mas‟ud, mengapa kami tidak bisa bangun di malam hari (untuk melaksanakan shalat tahajud)? Dengan bijak Ibnu Mas‟ud menjawab agar para sahabat tersebut introspeksi diri, apakah kalian banyak melakukan dosa? Jika demikian, itulah penyebab terbesarnya. Lebih lanjut lagi, orang yang banyak melakukan kemaksiatan bukan hanya sulit untuk melakukan kebaikan, melainkan menghalangi pahala kebaikannya untuk diterima.

     Ats-Tsauri berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang pernah kulakukan.” Ditanyakan orang kepada beliau, “Dosa apakah itu?” Beliau menjawab, “Aku melihat seorang lelaki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk kepurapuraan saja (hanya untuk riya).”

     Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa sebenarnya engkau sedang terhalang (oleh dosa).”

     Sebagian dari orang-orang saleh mengatakan, “Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari membaca satu surat dari Al-Quran. Sungguh, seorang hamba itu menyantap satu makanan atau melakukan satu perbuatan yang menyebabkannya tidak bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun.”

 

Saudaraku, berapa orangkah di siang hari yang telah kita sakiti? Berapa orang kah di siang hari yang telah kita gunjing dan buka aibnya? Berapa wanitakah yang tidak menutup aurat kita pandang dengan penuh syahwat? Dan berapa jamkah kita lalai melakukan shalat dari waktunya? Introspeksi dan lihat ke dalam diri kita masing-masing.

 

Jika Anda ingin bangun malam untuk shalat tahajud, maka berusahalah untuk tidak melakukan maksiat di siang harinya. Karena, maksiat akan menghalangi kita untuk bertemu dengan Allah Yang Mahasuci. Pertanyaan saya, “Layakkah kita menghadap Maharaja dengan pakaian yang kotor? Layakkah kita menghadap Mahasuci dengan „wajah batin‟ kita yang dipenuhi dosa?”

 

C.    Jangan Terlalu Banyak Makan

Inilah pintu ketiga yang harus Anda lalui. “Jangan terlalu banyak makan.” Ya, jangan terlalu banyak makan. Kenapa banyak makan dan minum menjadi pengahalang kita untuk bangun di waktu malam? Berikut ini beberapa alasannya.

·      Karena terlalu banyak makan, apalagi makanan berlemak akan menyebabkan penimbunan lemak yang menyebabkan Anda tidur melebihi waktu yang umum sehingga Anda sulit terbangun di malam hari. Umumnya, seseorang tidur paling lama 6- 8 jam. Banyak makan akan membuat Anda tertidur lebih dari 8 jam sehingga jika Anda tidur pada malam hari jam 9, Anda baru akan bangun di atas jam 5 jika Anda banyak makan.

·      Karena terlalu banyak makan dan minum–apalagi di malam hari–akan menyebabkan kekenyangan dan kembung. Kekenyangan akan menyebabkan mata ngantuk dan ngantuk akan memudahkan Anda untuk tidur terlelap. Ya, dapat dipastikan  Anda akan sulit bangun malam untuk tahajud.

·      Banyak makan dan minum merupakan perkara yang dilarang oleh Rasulullah. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah bersabda, “Tidaklah anak Adam itu memenuhi sebuah bejana yang lebih buruk daripada (bejana yang berupa) perut. Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap makanan yang sekiranya bisa membuat tegak tulang sulbinya (punggungnya). Jika terpaksa melampaui hal itu, hendaknya sepertiga (bagian perutnya) untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

·      Sebagian dari para syaikh ketika berdiri di depan meja makan, selalu berkata kepada para muridnya, “Wahai sekalian muridku, janganlah kalian banyak makan, sehingga kalian akan banyak minum. Kalau sudah begitu, kalian akan banyak tidur, lalu kalian akan banyak menyesal ketika meninggal!” Ini merupakan hal yang mendasar untuk bisa bangun malam, yaitu meringankan lambung dari beratnya makanan.

·      Diriwayatkan bahwa iblis menampakkan kepada Nabi Yahya bin Zakaria A.s. dengan membawa banyak sendok. Nabi Yahya bertanya kepadanya, “Ada apa dengan sendok-sendok itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah syahwat yang saya gunakan untuk memburu anak Adam.” Nabi Yahya bertanya lagi kepada iblis, “Apakah engkau mendapatkan sesuatu pada diriku berkaitan dengan perangkapmu itu?” Iblis menjawab, “Ya. Pada suatu malam, engkau sangat kenyang sehingga aku bisa membuatmu merasa berat untuk mengerjakan shalat malam.” Kemudian Nabi Yahya berkata, “Sudah tentu, sesudah ini, aku tidak akan mau berkenyang-kenyang selamanya.” Iblis kemudian berkata, “Baiklah, tapi jangan engkau nasihatkan kepada orang lain sesudahmu.”

·      Seorang ulama besar bernama Sofyan Ats-Tsauri berkata, “Hendaklah kalian menyedikitkan makan, niscaya kalian bisa menguasai qiyamullail (tahajud).

·      Ma‟qal bin Habib pernah melihat sebuah kaum yang makan dengan porsi banyak, lantas ia berkata dengan tegas, “Setahu kami, kawan-kawan kami ini rupanya tidak suka shalat malam.”

·      Wahb bin Munabbih berkata, “Tidak ada orang yang paling disukai oleh setan dari kalangan anak Adam, kecuali orang yang banyak makan dan banyak tidur.”

 

D.    Qailûlah

Pintu keempat yang dapat Anda lakukan agar dapat bangun pada malam hari Qailulah. Qailûlah? Mungkin di antara Anda ada yang merasa aneh mendengar kata ini. Qailûlahmaksudnya adalah tidur sebentar di siang hari. Tidur seperti ini merupakan sunah yang dianjurkan dan selalu dilakukan Rasulullah untuk bisa membantu pelaksanaan shalat tahajud pada malam hari. Rasulullah Saw. bersabda,  Mintalah bantuan dengan makan sahur untuk bisa menunaikan puasa di siang hari, dan dengan qailûlah untuk bisa mengerjakan shalat malam (tahajud).” (HR. Ibnu Majah). o Tidurlah sebentar saja pada siang hari karena setan tidak akan melakukannya. (HR. Abu Nu‟aim)

 

Anjuran Rasulullah tersebut bukan hanya sekadar anjuran biasa saja, tapi ternyata memilki sisi manfaat yang luar biasa. Hal ini berdasarkan penelitian para ahli kesehatan tentang manfaat tidur di siang hari atau qailûlah. Mari kita simak hasil penelitian tersebut!

ü Secara medis, tidur di siang hari memiliki fungsi untuk mengembalikan kebugaran tubuh dan menenteramkan hati. Setelah bekerja keras seharian dan setelah makan siang, jiwa dan hati kita biasanya menjadi tenang dan sejenak beristirahat. Pada saat ini, qailulah yang kita butuhkan untuk kesehatan tubuh kita.

ü Sejumlah peneliti di negara Yunani menyatakan bahwa tidur singkat di siang hari efektif untuk menghindari munculnya beberapa jenis penyakit. Setelah mengamati sejumlah pasien di beberapa rumah sakit di Athena selama beberapa tahun, para peneliti menyimpulkan bahwa tidur siang selama 30 menit setelah shalat, mengurangi penyumbatan pembuluh darah hingga 30 %. Jika kurang atau lebih dari waktu tersebut, maka manfaat yang didapatkannya kurang maksimal.

 

Dari anjuran Nabi dan manfaat qailullah, sekarang Anda barangkali bersemangat dan sudah bersiap-siap untuk menutup kedua mata sambil membaca doa hendak tidur di siang hari. Namun, tiba-tiba Anda terperanjat karena ingat akan pesan syaikh, “Wahai sekalian muridku, janganlah kalian banyak makan, sehingga kalian akan banyak minum. Kalau sudah begitu, kalian akan banyak tidur, lalu kalian akan banyak menyesal ketika meninggal.” Jangan salah persepsi! Ternyata, tidak ada hubungannya antara seseorang setelah makan siang kemudian mengantuk. Berdasarkan sebuah penelitian juga ternyata yang menyebabkan seseorang mengantuk dan ingin tidur pada siang hari karena disebabkan pola pikir dan badan yang terlalu lelah karena seharian bekerja. Bukan karena makan siang yang baru dilakukannya. Coba Anda simak, ketika Ramadhan saat berpuasa kita selalu ingin tidur pada siang hari, padahal kita tidak habis makan dan minum, bukan?. Hal yang dilarang adalah „jangan terlalu banyak makan‟–apalagi makan malam menjelang tidur. Ya, kalau makan sekedarnya „kan tidak dilarang dan tidak berpengaruh kepada Anda.

 

Oleh karena itu, wahai saudaraku pecinta tahajud, jika Anda menginginkan melaksanakan shalat tahajud, jangan segan-segan untuk mengistirahatkan badan Anda sebentar saja di siang hari dengan tidur sejenak (qailûlah). Bukankah ini merupakan sunah Nabi? Dan bukankah Anda ingin bangun malam untuk melaksanakan tahajud?

 

E.     Memasang Alarm atau Jam Weker

Jika langkah pertama hingga keempat  belum juga mampu membangunkan Anda pada waktu malam, maka lakukanlah langkah kelima ini. “Pasang dan setel alarm atau jam weker agar Anda terbangun pada waktu malam!”

Saya yakin masing-masing Anda pasti mempunyai HP. Nah, di setiap HP pasti ada fitur ekstra, di fitur ekstra ada jam alarm. Anda bisa menyetelnya atau mensettingnya sesuai kemauan Anda. Jika Anda mau bangun pukul 02.30, ya Anda tinggal menyetelnya di jam tersebut, demikian juga seterusnya. Atau, Anda bisa membeli jam weker dan menyetelnya di jam yang Anda inginkan. Wah, saya yakin, sepulas apapun tidur Anda, kalau jam alarm atau jam weker berdendang keras, insya Allah Anda akan terperanjat untuk bangun. Saya dan istri pun sering melakukannya, dan sejauh ini terbukti sangat manjur!

 

Tapi, dalam penggunaan alarm atau weker pun ada strategi yang perlu diperhatikan. Sebaiknya posisi HP atau pun jam weker diletakkan sedikit jauh dari kasur atau tempat tidur Anda. Anda dapat meletakkannya  di meja atau di tempat yang menurut Anda jauh dari jangkauan tangan Anda. Mengapa demikian? Berdasarkan pengalaman saya, ketika HP atau jam weker mudah dijangkau oleh tangan, maka saat alarm berdendang atau jam weker berbunyi, tangan akan mudah menjangkaunya dan mematikan bunyi yang memekakkan telinga itu, dan biasanya bukan malah terperanjat bangun, justru saat jam alarm dimatikan dan suasana kembali tenang, mata ini kembali tertutup dan melanjutkan perjuangan di atas kasur (baca: tidur). Pada akhirnya saya tidak jadi bangun malam untuk tahajud. Sebenarnya ini merupakan pengamalan yang terkadang membuat saya malu mengungkapkannya, tapi ya lebih baik jujur saja, agar menjadi i‟tibar bagi Anda. Alhamdulillah, sejak pengalaman pahit ini, saya tidak mau lagi meletakkan HP di dekat tempat tidur saya.

 

Sekarang…pegang HP dengan tangan Anda, lalu tekan fitur ekstra, jam  alarm, atur alarm, ketik 02.30 atau 03.00, tekan OK. Biarkan saja. Lalu tidurlah Anda! Mudah-mudahan Allah membangunkan Anda lewat alarm ini. 

             

F.     Gunakan Kasur yang Sederhana

Langkah keenam agar dapat bangun pada malam hari adalah, “Gunakan kasur yang sederhana!” atau “Jangan pakai kasur yang terlalu empuk saat tidur!”. Mengapa demikian? Sebab, kasur yang terlalu empuk akan membuat Anda akan tidur dengan pulas dan nyenyakan. Kasur yang empuk mendatangkan kemalasan dan ogah-ogahan untuk segera bangun. 

 

Berkaitan dengan kasur empuk ini ada pengalaman menarik dari Pak Raden dan Ibu Silvia yang selalu rutin menjalankan shalat malam. Mau dengar ceritanya!

 

“Suatu malam, Pak Raden dan Ibu Silvia menemani adiknya, Malik,  tidur di rumah dr.H. Jazil Karimi, SpPD, yang beralamat di Jl. Cempedak No. 1 Pekanbaru, Riau. Kebetulan dr. Jazil dan istrinya sedang  lawatan ke Australia karena suatu tugas. Dan Malik–anak angkat dr. Jazil–disuruh menunggu rumah yang besar dan megah tersebut. Setelah ngobrol ngalor ngidul, Pak Raden dan Ibu Silvia tidur di kamar yang telah disediakan. Saat Pak Raden dan Ibu Silvia menghempaskan badannya di tempat tidur, terjadilah sesuatu yang mengejutkan mereka. “Kasurnya empuk banget, Pak.” Kata Ibu Silvia kepada sang suami. “Iya, Bu, kasurnya empuk banget.” Tukas Pak Raden dengan ungkapan yang sama. Kebetulan, Pak Raden dan Ibu Silvia ini sudah berbulan-bulan tidur di kasur santai atau kasur tipis. Maka, ketika menempati kasur empuk berkelas mereka pun terperanjat. Dan tahukah apa yang terjadi setelah itu? Tak lama kemudian, setelah mengucapkan kata-kata tersebut, mereka pun tertidur pulas, dan terbangun pas muazin mengumandangkan shalat subuh. Jadi, keduanya batal bangun di tengah malam untuk shalat tahajud.” Demikian cerita tentang kasur empuk.

 

Oleh karena itu, saudaraku, gunakanlah kasur yang sederhana! Kalau perlu, cukuplah dengan menggunakan karpet atau tikar saja. Riwayat berikut ini dapat kita ambil pelajaran tentang Rasulullah dan sahabat Abu Bakar Siddik yang selalu tidur beralaskan tikar biasa.

Ø  Dari Ibnu Abbas r.a., Umar bin Khattab pernah menjumpai Nabi Saw. tidur di atas tikar yang membekas di punggungnya. Umar lantas berujar, “Wahai nabiyullah, alangkah sebaiknya engkau mengambil tikar yang lebih empuk daripada ini?” Nabi menjawab, “Apalah artinya aku mengambil dunia (secara berlebihan), tidaklah permisalanku dengan dunia selain bagaikan pengembara di musim panas, lantas ia berlindung sesaat di bawah pohon ketika siang, kemudian ia meneruskan perjalanannya dan meninggalkannya.” (HR. Ahmad).

Ø  Abu Bakar pernah diberi hamparan kasur oleh pembantunya, lantas ia jamah dengan tangannya seraya berujar, “Demi Allah, sungguh engkau nian empuk, sungguh engkau sedemikian sejuk, demi Allah, namun aku tak anak menaikimu selamanyalamanya.” Kemudian ia beranjak dan melakukan shalat fajar.

 

             

G.    Tidur Berbaring pada Sisi Kanan

Langkah berikutnya agar mudah bangun di waktu malam adalah “tidur berbaring pada sisi kanan”. Cara ini merupakan langkah yang unik karena sulit dimengerti, dan pasti menimbulkan pertanyaan Anda, “Apa sih hubungannya tidur bertumpu pinggang sebelah kanan dengan kemudahan bangun malam untuk shalat tahajud?”

 

Untuk menjawab rasa penasaran Anda, saya kutipkan ungkapan Ibnu Qayyim berikut ini. Yuk kita simak!

 

Kata Ibnu Qayyim, “Ada rahasia tersendiri mengenai tidur dengan berbaring pada sisi kanan. Yaitu bahwa jantung itu bergantung pada sisi kiri tubuh kita. Maka, jika seseorang itu tidur pada sisi kiri, maka ia akan tidur sangat nyenyak, karena ia berada dalam kondisi tenang dan nyaman. Inilah yang menyebabkan tidur dengan nyenyak. Sebaliknya, jika ia tidur dengan berbaring pada sisi kanannya, maka ia akan gelisah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak disebabkan karena kegelisahan hati. Sebab, ia ingin mencari tempat ketenangannya dan kecenderungannya kepadanya. Oleh karena itu, para dokter menyukai tidur pada sisi kiri, karena ketika itu seseorang mendapatkan rehat yang sempurna dan tidur yang enak. Sementara itu, syara‟ lebih menyukai tidur pada sisi kanan, karena tidur seperti itu menjadikan seseorang tidak bisa tidur terlalu nyenyak. Dengan demikian, tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat bagi hati, sedangkan tidur pada sisi kiri lebih bermanfaat bagi badan.” 

 

 

Nah, sekarang Anda sudah menemukan jawabannya. Tidur berbaring ke sisi kanan membuat tidur tidak nyenyak. Tidak nyenyak membuat kita cepat bangun untuk shalat tahajud. 

H.    Tidur dalam Keadaan Suci

Langkah selanjutnya agar kita dapat bangun di waktu malam tidak kalah uniknya dengan langkah sebelumnya. Apa langkah ini, yaitu tidur dalam keadaan suci. Adakah hubungan kondisi suci dengan kemudahan bangun malam? Saya jawab, tentu ada. Simaklah dua hadis Rasulullah berikut ini!

Ø  Tidaklah seorang Muslim bermalam dalam keadaan suci dan berzikir, lantas ia bangun malam dan meminta kebaikan kepada Allah, baik urusan dunia maupun urusan  akhiratnya, melainkan Allah akan memberinya. (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Ø  Sucikan jasad kalian ini, niscaya Allah akan mensucikan kalian. Sebab tidaklah seorang hamba bermalam dengan keadaan suci, selain di rambutnya ada malaikat penjaga, tidaklah hamba itu membalikkan badannya di malam hari, selain malaikat mendoakan, “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, sebab ia dalam keadaan bersuci.” (HR. Thabrani).

 

Bukankah kesucian itu merupakan syarat sah ibadah yang kita lakukan? Dan bukankah kekotoran itu menjadi penghalang ibadah tidak diterimanya ibadah kita? Bukankah orang  yang sering berbuat dosa (dalam keadaan tidak suci) sangat sulit untuk bangun malam? Cobalah kalian renungkan wahai pecinta tahajud.

 

Oleh karena itu, siapa yang ingin dimudahkan oleh Allah untuk bangun malam maka hendaklah ia dalam keadaan bersuci sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. Berikut ini.

“Jika engkau datangi tempat tidurmu, berwudhulah engkau sebagaimana akan melakukan shalat. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

I.       Tidur Sedini Mungkin

Langkah selanjutnya adalah tidur sedini mungkin agar kita dimudahkan oleh Allah Swt. Bangun pada malam hari. Untuk membahas langkah ini simak cerita berikut ini. 

 

Pada suatu malam selepas shalat Isya, Pak Ujang dan Bu Upik, bersilaturahmi ke tempat sahabatnya, Bu Titi,. Sudah lama mereka berdua tidak sowan ke rumah beliau. Kebetulan, Bu Upik sudah beberapa bulan tidak bertemu. Jaraklah yang memisahkan mereka berdua. Bu Upik berdomisili di Pekanbaru, Riau, sedangkan Bu Titi tinggal di Batusangkar, Sumatra Barat. Sebenarnya, orang tua Bu Upik tinggal di kota yang sama, Batusangkar, namun karena Bu Upik ikut suaminya ke Pekanbaru, maka kota kelahirannya itu ia tinggalkan. Bukan hanya kota kelahirannya, tempat kerjanya yang semula sama dengan Bu Titi pun harus rela ia tinggalkan karena mengikuti jejak sang suami. Bu Upik dan Pak Ujang tiba di rumah Bu Titi selepas Isya.

 

Saat bertemu, Bu Upik dan Bu Titi langsung berangkulan erat. Pak Ujang hanya terdiam menyaksikan adegan yang mengharukan itu.

“Aduh, Ustadzah tambah imut-imut saja.”canda Bu

Titi.

“Ah, Ni Titi ada-ada saja. Bukan imut-imut, tapi justru “amit-amit”. Nih, tambah item sejak di Pekanbaru.” bantah Bu Upik sambil tersenyum.

“Iya, ya. Agak iteman dikit. Kenapa ya, Ustadzah?” tanya bu Titi 

“Oh…Pekanbaru itu panas, Niti. Kemudian, kalau mandi dakinya susah keluar. Airnya kayak berminyak. Mungkin pengaruh minyak.” Bu Upik menjelaskan.

“Ooo...begitu ya.” 

“O ya Ustadz, silakan duduk. Maaf nih saking kangennya. Sampai lupa                       mempersilakan Ustadz duduk.”kata Bu Titi mempersilakan Pak Ujang.

“Nggak apa-apa, Ni Titi. Saya maklum. Namanya juga konco arek (baca: kawan lama) yang sudah lama nggak ketemu.”jawab Pak Ujang sambil tersenyum. 

 

Bu Titi pun mempersilakan Pak Ujang dan Bu Upik duduk. Ia langsung menuju dapur untuk membawa air minum dan kue. Walaupun Pak Ujang dan Bu Upik mencegahnya namun Bu Titi tetap bersikukuh untuk melayani keduanya. Tidak berapa lama, air minum dan kue pun tiba. Bu Titi mempersilakan keduanya minum dan menyantap kue. Obrolan kedua sahabat itu terus berlanjut. Tanpa terasa malam semakin merambat dan menunjukkan pukul 23.45 menit.

“Maaf, Ni Titi, sudah malam nih. Kami pamit dulu.” kata Bu Upik.

“Memangnya jam berapa sekarang, Ustadzah?” tanya Bu Titi sambil mencari-cari jam di rumah.

“Jam dua belas kurang seperempat.” jawab Bu Titi.

Masya Allah. Ni Titi sangka masih jam sepuluhan.”

 

Singkat cerita Pak Ujang dan Bu Upik pun pamit pulang. Kendaraan melaju menuju Bukit Gombak. Sesampainya di rumah, Pak Ujang dan Upik langsung menuju tempat tidur. Sesaat kemudian, keduanya terlelap dalam tidur yang pulas karena lelah dan kecapean. Keduanya terperanjat kaget saat hari menunjukkan pukul lima lewat seperempat.

“Ya Allah, kita terlambat shalat  Subuh.” kata mereka serempak.

“Kalau gitu kita batal shalat tahajud.” teriak Bu Upik

“Jangankan tahajud, subuh saja lewat.” jawab Pak Ujang menyesal.

 

Cerita di atas menjelaskan bahwa tidur terlalu larut malam, apalagi dalam kondisi tubuh yang lelah akan menyebabkan kita terlambat bangun malam untuk tahajud. Oleh karena itu, tidur sedini mungkin dapat menjadi solusi yang tepat agar dapat bangun pada malam hari. Bahkan, Rasulullah Saw. Menganjurkan agar kita  tidur setelah isya. Berikut ini beberapa keterangan yang menganjurkan untuk tidur sedini mungkin.

o  Beliau (Nabi) tidak menyukai tidur sebelum isya dan bicara sesudahnya. (HR. Bukhari) 

o  Qadhi „Iyad berkata, “Begadang setelah isya bisa jadi menjadikan tidur sebelum subuh, atau mengakhirkan shalat subuh dari ketepatan waktunya, dan bahkan bisa menggagalkan shalat malam.”

o  Kata Ibnu Rafi‟, “Umar bin Khattab seringkali membangunkan orang-orang dengan tongkatnya ketika malam, „Bangun-bangun, kiranya Allah memberi karunia shalat untuk kalian.”

 

Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak boleh tidur larut malam. Rasulullah membolehkan umatnya untuk tidur hingga larut malam jika memang memilki keperluan atau hajat yang sangat penting dan bermanfaat. Misalnya menuntut ilmu, menghadiri silaturahmi, membicarakan urusan kemaslahatan umat, dll. 

 

J.      Buatlah Kesepakatan

Langkah selanjutnya adalah membuat kesepakatan dengan pasangan kita (istri atau suami jika sudah menikah) atau dengan teman, tetangga, dan ustadz, untuk saling membangunkan pada malam hari. Baik melalui telapon, sms, mengetuk pintu, memencet bel, dan cara lain yang tidak mengganggu dan telah disepakati agar bisa membuat Anda bisa bangun tidur pada malam hari.

 

Jangan lupa, sebelum menyerang kasur (baca: tidur) sempatkanlah berbincang sebentar untuk saling memberi motivasi. Ajak pula teman yang belum ada keinginan untuk tahajud. Khususnya yang kecanduan nonton bola dan kecanduan main internet. Mereka yang suka nonton bola dan main internet pada malam hari sebenarnya sudah biasa bangun malam. Tinggal diarahkan saja untuk melakukan shalat tahajud. Mudah-mudahan dari candu bola dan internet berubah menjadi „candu tahajud‟. Sehingga, jadilah „masyarakat pecinta tahajud‟. Nah, kalau sudah meluas dan konsisten, bisa dibuat KOMUNITAS PECINTA TAHAJUD (Kopi Tahajud). Semoga! Kebiasaan melakukan tahajud pada setiap malam, terlebih dilakukan secara bersama-sama merupakan tradisi yang baik yang perlu dikembangkan. Bukankah tradisi yang baik akan mendatangkan kebaikan?

 

Dalam sebuah hadisnya, Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Siapa yang mengajak kepada kebaikan dalam Islam, kemudian orang yang diajaknya mengamalkannya sesudah wafatnya, bagi yang mengajak sama pahalanya dengan yang diajak. Sedikitpun tidak mengurangi pahala orang yang diajak. Dan siapa yang mengajak berbuat kejahatan, lalu ia melakukan sepeninggalnya, yang mengajak berdosa seperti dosa orang yang diajaknya, sama-sekali tidak mengurangi dosa orang yang diajaknya.” (HR. Muslim).

             

K.    Berzikir Sebelum Tidur

Langkah selanjutnya agar Allah memudahkan kita bangun malam untuk salat tahajud adalah berzikir sebelum tidur. Zikir adalah benteng paling kokoh yang bisa menjaga godaan setan dan membantu shalat malam. Di antara zikir yang dianjurkan dan sering dilakukan oleh Nabi Muhammad sebelum tidur, tertuang dalam beberapa riwayat berikut!

Ø  Dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menuju kasurnya (hendak tidur), hendaklah ia kibaskan dengan sarungnya bagian dalam, sebab ia tidak tahu kotoran yang tercecer, dan hendaklah ia berbaring di atas pinggangg sebelah kanan, dan ucapkanlah doa, bismika allahumma wadha‟tu janbi wabika arfa‟uh, allâhumma in amsakta nafsî faghfir lahâ warhamhâ wa in arsaltahâ fahfazhâ bimâ tahfazhu bihi „ibâdakashshâlihîn. „Dengan nama-Mu, ya Allah, aku baringkan tubuhku, dan dengan izin-Mu pula angkat tubuhku. Jika Engkau tahan jiwaku, maka ampunilah dan rahmatilah. Dan, jika Engkau lepaskan (kembalikan), maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hambahamba-Mu yang saleh. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ø  Dari Aisyah r.a., Nabi Saw. jika mendatangi kasurnya setiap malam, beliau menghimpun telapak tangannya, kemudian beliau tiup dan beliau bacakan surat AlIkhlas, Al-Falaq dan An-Nas, kemudian beliau usapkan keduanya ke seluruh tubuhnya.Beliau memulai dari kepalanya, lalu wajahnya, dan seluruh bagian depan badannya. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.

Ø  Dari Ibnu Mas‟ud, bahwa Nabi Saw. bersabda,

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat AlBaqarah pada malam hari, niscaya dua ayat tersebut telah mencukupkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ø  Dari Anas bin Malik r.a., Nabi Saw. jika mendatangi kasurnya beliau membaca doa, Alhamdulillâhil-ladzî ath‟amanâ wasaqâna, wakafânâ fakam mimmal-lâ kâfiya lahu wala wu-wiya lahu „Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum dan mencukupi kami. Karena berapa banyak orang yang tidak dicukupi dan tidak mempunyai perlindungan. (HR. Muslim)

Ø  Tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan kisah setan bersamanya, setan berujar, “Jika engkau mendatangi kasurmu, bacalah ayat kursi (Allahu lailaha illa huwa hayyul qayyum) hingga engkau merampungkannya, niscaya engkau mendapat penjagaan dari Allah hingga engkau berpagi hari.‟

Ø  Dari Hafsah r.a., Nabi Saw. jika mendatangi tempat tidurnya, beliau letakkan tangan kanannya dibawah pipi kirinya seraya berdoa, “Ya Allah, jagalah diriku dari siksa-Mu ketika hari Engkau bangkitkan hambaMu.”

Ø  Dari Barra‟ bin Azib r.a., Nabi Saw. bersabda, “Jika engkau mendatangi kasurmu, lakukanlah wudhu sebagaimana untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas pinggang sebelah kanan, kemudian bacalah doa, Allâhumma aslamtu nafsî ilaika, wawajjahtu wajhî ilaika, wafawwadhtu amrî ilaika, wa alja-tu zharî ilaika, ragbatan warahbatan ilaika, lâ malja-a walâ manjâ illâ ilaika, âmantu bikitâbikal-ladzî anzalta, wabinabiyyikal-ladzî arsalta, „Ya Allah, aku serahkan jiwaku untuk-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku limpahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan perasaan antara harap dan takut kepada-Mu. Tiada tempat bersandar dan keselamatan selain kepada-Mu, saya beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan nabi-Mu yang Engkau utus.‟

Ø  Dari Ubadah bin Shamit r.a., Nabi Saw. bersabda, “Siapa bangun malam lantas membaca, lâ ilâha illallâhu wahdahu la syarika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa „alâ kulli syai-in qadîr, alhamdulillâh, subhânallâh, walâ ilâha illallâhu, wallâhu akbar, walâ hawla wala quwwata illâ billâhi,„Tidak ada sembahan yang benar selain Allah, Zat Yang Tak Bersekutu. Segala kerajaan dan pujian menjadi milik-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah, tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena bantuan dari Allah.‟ Kemudian mengucapkan, Allahummagh firlî, „Ya Allah, ampunilah aku‟, atau berdoa dengan doa lainnya, niscaya dikabulkan doanya. Jika kemudian ia berwudhu untuk shalat, shalatnya diterima. (HR. Bukhari)

Ø  Dari Barra bin Azib r.a., katanya, Nabi Saw. jika bangun dari tidurnya beliau membaca doa, „Alhamdulillahil ladzi ahyânâ ba‟da mâ amâtanâ wailaihin-nusyur, „Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan, dan kepadaNya kita kembali.‟ (HR. Muslim)

 

Itulah zikir-zikir yang biasa dilakuan Rasulullah sebelum tidur. Lalu, apa hubungannya zikir dengan kemudahan bangun malam? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita simak hadis yang diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah bersabda,

 

“Jika salah seorang mendatangi tempat tidurnya (hendak tidur), maka malaikat dan setan mulai berkata. Malaikat berkata, “tutuplah dengan kebaikan!‟ setan berkata, “tutuplah dengan keburukan!‟ maka jika orang tersebut berzikir kemudian tidur, malaikat akan menjaganya semalaman.”

 

Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa malaikat akan senantiasa menjaga orang yang berzikir sebelum tidur, karena dengan zikir seseorang akan lebih mudah untuk bangun melaksanakan shalat malam daripada orang yang tidak berzikir sebelum tidur. 

 

Bagaimana tidak akan mudah untuk bangun malam, sedangkan orang yang berzikir senantiasa dalam keadaan suci dan dalam penjagaan malaikat yang diutus Allah? Tentu, azam yang kuat dibarengi dengan kekuatan zikir sangat memudahkan seseorang untuk menyambut seruan Allah, sehingga dalam kondisi ini setan tidak akan berkutik apalagi mengencingi telinga orang yang berzikir.

 

L.     Menyadari Bahwa Allah-lah yang Memanggilmu

Langkah terakhir yang dapat kita lakukan agar Allah berkenan membangunkan kita di waktu malam adalah menyadari bahwa Allah lah yang memanggil kita. Apa yang Anda rasakan ketika datang surat bahwa Bupati ingin bertemu Anda, dan akan memberikanhadiah kepada Anda? Dapat dipastikan, Anda akan melonjak kegirangan.  Sekarang, mari kaitkan dengan ibadah! Jika kita menyadari bahwa Allah Yang mengundang kita untuk bangun di tengah malam untuk melaksanakan shalat tahajud, tidakkah kita gembira? Bukankah Allah itu lebih tinggi dari bupati? Inilah beberapa panggilan Allah kepada kita untuk bangun malam yang tertera dalam Al-Qur‟an!   “Hai orang yang berselimut (Muhammad),  bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)  (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Qs. Al-Muzammil [73]: 1-4)

 

Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudahmudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Qs. Al-Isra [17]: 79)

 

Saudaraku pecinta tahajud, Allah memanggil Anda. Allah mengajak Anda. Dan Dia berjanji akan memberikan reward berupa „pengangkatan derajatmu di sisi-Nya‟. Bukankah janji Allah tidak pernah ingkar? Maka, bangunlah sekarang! Campakkan selimutmu! Dan berserulah, “Rabb, aku penuhi panggilan-Mu….!!!

 Baca Juga: DIPILIHNYA WAKTU MALAM UNTUK MELAKSANAKAN TAHAJJUD