Search

Hamparan Alam Limapuluh Kota Berasal Dari Laut Yang Menyusut ?

fosil kerang di tebing batu dekat aliran batang sinamar (foto Metrizal Koto Tinggi)
Limapuluh Kota, Luak Limopuluah berasal dari hamparan laut yang menyusut. Cerita ini diperkuat dari hasil penelitian geolog Jerman sekitar tahun 1980an. Ilmuan Jerman meneliti tebing batu Lembah Harau pada waktu itu. Ditebing bebatuan tersebut banyak di temukan fosil fosil binatang laut. Serta kekerasan batunya sama dengan karang laut. Baru baru ini ndi kecamatan gunuang omeh diutara Limapuluh Kota juga di temukan hal serupa. Penemuan ini semakin menguatkan cerita daerah ini dahulu kala merupakan lautan.

Gunuang omeh yang dalam bahasa Indonesia sama dengan Gunung Emas. Sebuah daerah di ujung utara Limapuluh Kota. Sesuai dengan nama daerahnya, Gunuang Omeh buminya mengandung emas. hal ini sudah dibuktikan dengan bekas penambangan zaman Belanda diawal abad 20. Bahkan ada yang menafsirkan daerah ini dahulu sebelum dihuni manusia merupakan dasar lautan yang menyusut.

Daerah yang memiliki ketinggian 700-1000 tdpl ini juga banyak menyimpan keunikan dan keindahan alam. Disini ada peninggalan purba berupa batu mejan atau menhir. Juga memiliki goa goa yang indah dan unik. Bahkan ada yang kemilau laksana emas.

Aliran sungai nan jernih dengan bebatuan tebing curam ikut meramaikan keindahan alam Luak Limopuluah di daerah ini.

Yang sangat unik baru baru ini ditemukan fosil yang diduga kerang laut menempel di bebatuan. Ini bisa kita temui di aliran batang Sinamar di sekitar Koto Tinggi dan Pandam Gadang. Terutama di Goa Teratai yang berada di perbatasan Pandam Gadang dan Koto Tinggi.

Melihat realita di lapangan seperti ini tidak dipungkiri daerah ini dulu adalaha lautan yang menyusut ujar Metrizal dan Khairul Apit tokoh masyarakat sekitar yang saat ini giat giatnya mempromokan daerah ini. Untuk lebih pastinya tentu butuh hasil penelitian tim Geologi meneliti bebatuan yang ada di daerah ini,imbuh Khairul Apit.

Selain keindahan alam daerah ini juga memiliki flora langka. Bunga bangkai dan raflesia Arnoldi bisa di jumpai didaerah ini.

Gunuang omeh yang berjarak lebih kurang 50 km dari pusat Kota Payakumbuh ini bisa di tempuh dengan kendaraan roda 4.Dari jalan lintas Bukittinggi - Pasaman hanya berjarak lebih kurang 20 km.

Daerah ini juga mempunyai wisata sejarah perjuangan bangsa. Museum Tan Malaka di Nagari Pandam Gadang, dan Koto Tinggi sebagai ibu Kota RI semasa agresi Belanda II yang dikenal dengan PDRI. Lelah bertracking atau adventure, Jeruk Siam gunuang Omeh siap melepas dahaga para wisatawan yang datang kesini,ujar Metrizal.

Saat ini sudah banyak yang berkunjung kedaerah ini karena penasaran dengan viralnya foto foto cantik dari Gunuang Omeh. Khairul Apit dan Metrizal mewakili harapan masyarakat daerah ini berharap pemerintah memperhatikan dan membuat program untuk edukasi dan pengembangan wisata diujung utara Limapuluh Kota ini.