HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Labu Kuning Mengubah Harapan


Limapuluh Kota,Salingkaluak.com,- Labu Kuning Mengubah Harapan, Kisah Ibu Ibu PKK, KWT, DWP PPNP Limapuluh Kota Belajar Wirausaha

Limapuluh Kota – Suasana riuh penuh semangat di laboratorium pengolahan dan pascapanen Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh di Nagari Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Sejumlah ibu rumah tangga tampak sibuk menguleni adonan berwarna kuning cerah. Bukan sembarang adonan, melainkan roti manis dan mie sehat berbahan dasar labu kuning yang menjadi komoditas lokal di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Bagi sebagian besar masyarakat, labu kuning hanya diolah seadanya untuk menu rumahan atau dijual murah di pasar. Namun kini, berkat sentuhan ilmu dan pendampingan dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP), bahan pangan sederhana itu menjelma menjadi produk inovatif bernilai ekonomi.

“Awalnya saya kira sulit, ternyata mudah sekali membuat roti dan mie ini. Rasanya enak, warnanya menarik, dan sehat. Insya Allah bisa kami jual di nagari” tutur salah seorang peserta pelatihan dengan mata berbinar.

Enam Bulan Belajar, Berbuah Mandiri

Selama enam bulan terakhir, lebih dari 30 ibu-ibu dari organisasi Dharma Wanita, TP-PKK, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) mengikuti program pelatihan pengolahan pangan. Tidak hanya diajarkan formulasi, mereka juga mempelajari teknik sanitasi, pengemasan, hingga strategi pemasaran sederhana melalui media sosial.

Hasilnya terbilang membanggakan. roti labu kuning yang dihasilkan bertekstur lembut dan harum, sementara mie labu kuning memiliki kekenyalan alami serta kaya gizi. Dari hasil evaluasi, 95 persen peserta berhasil membuat produk secara mandiri, bahkan sebagian sudah berencana mengembangkan usaha kecil berbasis keluarga.

“Dengan inovasi sederhana, kita bisa meningkatkan nilai tambah komoditas lokal sekaligus memperkuat ekonomi rumah tangga,” ujar Ketua Tim Kegiatan, Prof. Dr. Rince Alfia Fadri bersama timnya Ir. Rahzarni, MP, Ir. Mutia Elida, M.Si, dan Isa Dwijatmoko, S.TP., M. Si, dan beberapa PLP serta mahasiswa.

Inovasi Bernilai Gizi Tinggi

Produk roti dan mie berbahan labu kuning ini bukan hanya menarik dari segi tampilan kuning lembut alami tanpa pewarna sintetis tetapi juga unggul dari sisi gizi. Labu kuning kaya akan beta-karoten, serat, serta vitamin A yang bermanfaat untuk kesehatan.

Inovasi ini sekaligus mengangkat citra pangan tradisional agar lebih modern, praktis, dan memiliki daya saing. Dengan teknologi tepat guna, masyarakat bisa mengubah bahan lokal yang murah menjadi produk bernilai tinggi yang diminati pasar.

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah dengan potensi hasil pertanian yang melimpah, salah satunya adalah labu kuning. Namun, pemanfaatannya masih terbatas, sebagian besar hanya dikonsumsi secara langsung atau dijual dalam bentuk mentah dengan harga yang relatif rendah. Padahal, labu kuning memiliki nilai gizi yang tinggi kaya akan beta-karoten, serat, dan antioksidan yang berpotensi diolah menjadi berbagai produk pangan inovatif seperti roti manis dan mie sehat. Produk-produk ini tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Ibu-ibu yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan PPNP, TP-PKK, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki semangat tinggi dalam peningkatan keterampilan dan kewirausahaan, namun sering kali terbatas oleh akses pada teknologi pengolahan pangan dan inovasi produk. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) sebagai kampus vokasi memiliki staf pengajar yang ahli dan berpengalaman di bidang teknologi pangan, terutama dalam pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna berbasis potensi lokal. Dengan pendekatan pembelajaran berbasis praktik, PPNP memiliki sumber daya manusia dan fasilitas pendukung yang memadai untuk melakukan transfer teknologi pengolahan pangan kepada masyarakat, khususnya dalam hal pengolahan roti manis dan mie substitusi labu kuning secara aplikatif dan efisien.

Dari Dapur ke Pasar

Bagi para peserta, pengalaman ini tidak berhenti sebatas pelatihan. Banyak di antara mereka yang kini bersemangat menjadikan roti dan mie labu kuning sebagai usaha rumahan. Strategi sederhana seperti penjualan lewat media sosial, pemasaran di acara komunitas, hingga penawaran ke warung sekitar mulai dirintis.

Ketua jurusan Teknologi Hasil Pertanian Dr. Neni Trimedona yang membuka acara pengabdian masyarakat staf pengajar Program Studi Teknologi Pangan tahun 2025 dengan kegiatan pelatihan pengolahan pangan berbasis labu kuning, sangat mendukung program ini. Beliau menyebutkan kegiatan ini bukan hanya soal pangan, tetapi juga pemberdayaan perempuan. “Ibu-ibu sekarang punya keterampilan baru. Mereka bisa produktif, membantu ekonomi keluarga, sekaligus menjaga ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi lokal,” ujarnya.

Harapan Baru dari Labu Kuning

Kini, labu kuning tidak lagi sekadar sayuran pelengkap di dapur. Di tangan ibu-ibu kreatif Lima Puluh Kota, ia menjelma menjadi simbol harapan baru: peluang usaha, kemandirian ekonomi, serta ketahanan pangan keluarga.

Cerita dari Nagari Harau ini menjadi bukti nyata bahwa dengan inovasi dan pendampingan yang tepat, potensi lokal bisa diolah menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan. Labu kuning pun bukan lagi sekadar pangan tradisional, melainkan jembatan menuju kesejahteraan masyarakat.

Pencapaian Asta Cita

Kegiatan pengabdian ini mendukung pencapaian Asta Cita, khususnya:

a. Cita ke-1: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, melalui peningkatan nilai tambah produk lokal berbasis pertanian.

b. Cita ke-5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dengan menyediakan pangan sehat berbasis sumber daya lokal.

c. Cita ke-6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, melalui pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha mikro berbasis inovasi pangan.

d. Cita ke-8: Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, melalui pemberdayaan perempuan dan kolaborasi antarkelompok masyarakat.

Dengan pendekatan vokasional yang dimiliki PPNP dan dukungan mitra seperti Dharma Wanita, TP-PKK, dan KWT, kegiatan ini menjadi implementasi nyata kontribusi pendidikan tinggi dalam mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Manfaat Nyata Pelatihan Pengolahan Labu Kuning

Pelatihan pengolahan pangan berbasis labu kuning yang digelar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) memberi manfaat luas bagi para peserta, khususnya ibu-ibu rumah tangga di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Pertama, peningkatan keterampilan. Peserta kini tidak hanya mampu memasak untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menguasai teknik pengolahan modern, mulai dari pembuatan roti dan mie sehat, sanitasi pangan, hingga pengemasan produk yang menarik. Kedua, membuka peluang usaha baru. Dari hasil evaluasi, mayoritas peserta berencana menjadikan roti dan mie labu kuning sebagai usaha rumahan. Produk ini dinilai potensial karena tampil beda, sehat, dan memiliki nilai jual lebih tinggi dibanding labu kuning segar yang biasa dijual murah di pasar. Ketiga, meningkatkan kepercayaan diri perempuan. Banyak ibu-ibu yang semula ragu, kini merasa mampu memproduksi dan memasarkan hasil olahan mereka. Rasa percaya diri ini menjadi modal penting dalam mengembangkan wirausaha mandiri bersama keluarga. Keempat, kontribusi terhadap ketahanan pangan lokal. Dengan memanfaatkan bahan pangan sederhana, masyarakat bisa menghadirkan produk sehat bergizi tinggi. Roti dan mie labu kuning kaya beta-karoten, serat, dan vitamin A, sehingga bukan hanya enak, tetapi juga menyehatkan. Terakhir, memperkuat ekonomi rumah tangga. Keterampilan baru ini membuka jalan tambahan penghasilan. Para ibu tidak hanya menjadi pengelola rumah tangga, tetapi juga pelaku usaha kecil yang berkontribusi langsung pada ekonomi keluarga.

Dengan manfaat-manfaat tersebut, pelatihan ini terbukti lebih dari sekadar kursus memasak. Ia menjadi pintu masuk pemberdayaan perempuan, menggerakkan ekonomi lokal, sekaligus memberi harapan baru bagi masa depan masyarakat di Lima Puluh Kota.

Penulis: Prof. Dr. Rince Alfia Fadri, S.ST., M. Biomed