HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Dari Limbah Jadi Peluang: Dosen PPNP dan Petani Mungka Bersinergi Mengelola Limbah Gambir Secara Berkelanjutan



Lima Puluh Kota ,Salingkaluak.com,— Tim dosen Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berbasis kemitraan yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025. Kegiatan ini mengusung judul “Pemanfaatan Eco Enzyme dalam Proses Bio-Drying Limbah Gambir (Uncaria Gambir Roxb) pada Kelompok Tani Bunga Gambir di Kecamatan Mungka.”

Program yang diketuai Rivo Yulse Viza ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kemandirian Kelompok Tani Bunga Gambir dalam mengelola limbah gambir yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.

Kegiatan dimulai dengan Sosialisasi dan Pemantapan Komitmen Mitra, sebagai langkah awal penyamaan visi antara dosen dan petani untuk menjadikan limbah gambir sebagai sumber ekonomi baru melalui teknologi ramah lingkungan.

Pelatihan menghadirkan tiga narasumber dosen PPNP lintas bidang keahlian. Materi disampaikan secara terpadu dan aplikatif: Rivo Yulse Viza, S.Si., M.P membawakan materi pembuatan eco enzyme, Veronika Sriwulantari, S.T., M.Si menjelaskan penerapan teknologi bio-drying untuk mempercepat pengeringan limbah, dan Rovel Lando Fambari, S.P., M.Si memandu pelatihan pengomposan sebagai produk turunan bernilai ekonomi.



Menurut Ketua Tim Pengabdian, inovasi ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian Kelompok Tani Bunga Gambir dalam mengelola limbah yang sebelumnya belum dimanfaatkan secara optimal. 

“Selama ini limbah gambir dianggap sebagai sisa produksi yang tidak bernilai. Padahal dengan teknologi eco enzyme dan bio-drying, persoalan limbah justru membuka peluang usaha baru. Kami ingin masyarakat menjadi pelaku utama perubahan,” tegas Rivo.

Pernyataan ini diperkuat oleh salah satu perwakilan kelompok tani bunga gambir yang menyampaikan:

“Sekali proses kempaan, bisa keluar sekitar 15 kilogram limbah daun. Dalam sehari bisa sampai 75 kilogram. Selama ini hanya kami sebarkan di kebun atau dipakai untuk memancing api saat perebusan.”

Melalui sinergi antara perguruan tinggi dan petani, program ini tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi kemandirian ekonomi masyarakat gambir. Pemerintah daerah turut menyatakan dukungan agar program ini berlanjut secara berkesinambungan di Kecamatan Mungka. Dengan demikian, Mungka diharapkan menjadi contoh pengelolaan gambir yang ramah lingkungan dan bernilai tambah, mengingat potensi komoditas gambir yang besar di Kabupaten Lima Puluh Kota.