Saatnya Jorong Terisolir Di IKK Lima Puluh Kota Dimekarkan Dari Sarilamak
Lima Puluh Kota --- Jorong Buluh Kasok sudah seharusnya menjadi nagari sendiri. Agar pelayanan Publik dapat berjalan baik. Wali Nagari dan Bamus Sarilamak mesti tanggapi ini serius.
Hal ini disampaikan oleh Siska, Anggota DPRD Lima Puluh Kota dari Partai PDI Perjuangan kepada media, Rabu(10/9).
Menurutnya, Nagari Sarilamak sangat luas, lagi pula Sarilamak merupakan Pusat Ibu Kota Kabupaten (IKK) Lima Puluh kota yang terdiri dari lima jorong. Yaitu jorong Purwajaya, Jorong Sarilamak (sebagai pusat pemerintahan Nagari), Jorong Ketinggian, Jorong Air Putih, dan Jorong Buluh Kasok.
"Ini akan membuat pelayanan dan pembangunan IKK akan sulit untuk seimbang. Karena Jorong Buluh Kasok sangat jauh terpisah, terisolir. Jorong ini berada di sela bukit barisan yang berbatasan langsung dengan Kampar Kiri Provinsi Riau." tambah Siska yang selalu memperhatikan kondisi masyarakatnya.
"Kasihan kita melihat masyarakat dari Buluh Kasok. Untuk sampai ke Kantor Wali Nagari di Sarilamak, mereka harus menempuh belasan kilometer. Bahkan dari ujung Jorong ada yang sampai 20 km lebih baru sampai ke kantor wali nagarinya, ini sangat menyulitkan masyarakat." tegas Siska.
Hal Senada juga disampaikan oleh A.E Dt. Pangulu Rajo yang menyebut kondisi jalan yang sempit dan di lereng bukit. Rawan kecelakaan, dan di dalam jorong juga masih jalan tanah tanpa pengerasan. Kesenjangan pembangunan tentu terjadi di Nagari Pusat Ibu Kota Kabupaten (IKK) Sarilamak.
Sedangkan jorong-jorong lain di Sarilamak semua berada satu jalur, yaitu di jalan lintas Sumbar-Riau. Jarak satu jorong ke jorong lain sangat dekat, bahkan untuk mencapai ke empat jorong itu mulai dari Purwajaya, Sarilamak, Jorong Ketinggian sampai ke Jorong Air Putih hanya butuh waktu beberapa menit.
"Membangunnya tentu sangat mudah. Karena daerah ini di jalur Lintas Sumbar-Riau. Berbeda dengan Buluh Kasok. Sinyal HP saja disini payah. Sedangkan penduduknya cukup banyak. Sekarang lebih dari 1100 orang, dengan jumlah 500 KK lebih." tambah AE Dt Rajo Pangulu menjelaskan.
Juga, bisa dikatakan kondisi di Jorong Buluh Kasok sekarang, anak-anak untuk pergi sekolah dari Parantian Rajo mesti menempuh jalan tanah sepanjang 6 Km. Jika musim panas jalannya penuh debu. Dan dimusim hujan mereka bergelimang lumpur.
"Katanya ini Ibu Kota Kabupaten. Tapi tidak ada sinyal HP. Jalannya tidak layak tempuh, berurusan sulit. Apakah ini cerminan sebuah Ibu Kota Kabupaten? Ribuan masyarakat di pusat ibu kotanya mendapatkan pelayanan sulit." kata salah seorang Ninik mamak Jorong Buluh Kasok yang enggan namanya ditulis.
Bicara luas wilayah, Jorong Buluh Kasok mungkin setara dengan luas ke empat jorong yang lain di nagari Sarilamak jika disatukan.
"Sudah sepantasnya jorong Buluh Kasok mekar dari Nagari induknya di Sarilamak. Agar masyarakatnya lebih mandiri dan tidak lagi menjadi jorong yang miskin dan sulit pelayanan. ini akan berefek kepada nama baik Kabupaten kita. Karena pembangunan di nagari IKK tidak seimbang," kata Ninik Mamak.
"Dan harapan besar ini kami gantungkan kepada Bupati Lima Puluh Kota Safni Sikumbang Dan Ahlul Badrito sebagai Wakil Bupati. Serta semua Wakil Rakyat di DPRD Lima Puluh kota. Semoga pada periode kepemimpinan era sekarang, cita-cita kami dapat terwujud. Visi-Misi daerah juga berjalan baik," tutup Harnopen salah seorang pemuka masyarakat jorong Buluh Kasok berharap. (FS)