UNAND Dorong Petani Sawit Manfaatkan Kumbang Penyerbuk Tingkatkan Produksi
Oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Pulau Punjung, Dharmasraya – Tim dosen dari Universitas Andalas (Unand) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Tani Budidaya Prima Tani, Nagari Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Sabtu (9/8/2025). Kegiatan ini mengangkat topik “Pemanfaatan Kumbang Elaeidobius kamerunicus dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Kelapa Sawit” yang disambut antusias para petani setempat.
Tim pengabdian ini diketuai oleh Rachmad Hersi Martinsyah, S.P., M.P., dengan anggota Dewi Rezki, S.P., M.P., Nugraha Ramadhan, S.P., Obel, S.P., serta Dede Suhendra, S.P., M.P.. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Fakultas Pertanian Unand dalam mendukung peningkatan kapasitas petani dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Dalam penyampaian materinya,
para dosen menjelaskan bahwa kumbang E. kamerunicus adalah serangga
penyerbuk alami yang sangat efektif membantu proses pembuahan kelapa sawit.
Serangga ini mampu meningkatkan persentase pembuahan bunga betina sehingga
produksi tandan buah segar (TBS) lebih optimal.
Ketua Kelompok Tani Budidaya
Prima Tani, Herijon, mengaku sudah mencoba menerapkan teknik
pemanfaatan kumbang penyerbuk ini di kebunnya. Hasilnya, ia merasakan
peningkatan produksi yang signifikan dibandingkan petani lain yang belum
menggunakan metode tersebut.
“Semenjak saya perbanyak dan
jaga populasi kumbang di kebun, tandan buah sawit yang dihasilkan lebih padat
dan beratnya meningkat. Memang terasa sekali bedanya,” ujar Herijon di sela kegiatan.
Selain pemberian materi, peserta
kegiatan juga diajak mengikuti praktik lapangan terkait cara
menjaga habitat kumbang, teknik introduksi serangga ke kebun, hingga strategi
mengurangi penggunaan pestisida yang dapat mengganggu populasi serangga
penyerbuk. Melalui sesi ini, para petani semakin memahami bagaimana
keseimbangan ekologi di kebun sawit berperan besar terhadap produktivitas.
Salah satu dosen narasumber Rachmad Hersi Martinsyah ,menegaskan bahwa
keberhasilan peningkatan produksi sawit tidak selalu harus mengandalkan pupuk
kimia atau teknologi mahal.
“Dengan memahami ekologi
kebun dan memanfaatkan agen penyerbuk alami, petani bisa mendapatkan hasil yang
lebih baik, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,”
jelasnya.
Kegiatan ini tidak hanya
memberikan solusi praktis, tetapi juga membuka ruang diskusi antara petani dan
akademisi. Beberapa petani bahkan mengusulkan adanya tindak lanjut berupa
pendampingan intensif agar penerapan teknologi ini bisa lebih merata di
kebun-kebun sawit rakyat.
Tim dosen Unand berharap ilmu
yang dibagikan dapat terus dipraktikkan petani dan menjadi inspirasi bagi
daerah lain di Sumatera Barat. Dengan demikian, keberadaan E. kamerunicus
bukan hanya bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendukung pembangunan
pertanian berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tani.
