Oleh: Ns. Dewi Murni
Padang,Salingkaluak.com,- Di era digital seperti sekarang, gadget seolah menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan kita, termasuk anak-anak. Kehadiran gadget telah
memajukan kegiatan komunikasi, memudahkan akses berbagai aplikasi dan
informasi, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari
hampir semua kalangan, termasuk remaja, anak-anak, bahkan balita. Hal ini
dikarenakan gadget memiliki harga yang bervariasi dan mudah dijangkau oleh
berbagai lapisan masyarakat namun, penggunaan gadget yang berlebihan tanpa
pengawasan dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Sesuai
perkembangan ini maka Fakultas Keperawatan melakukan mitra dengan Sekolah SD 04
Kampung Olo Padang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SD 04
Kampung Olo Padang, hal ini sangat membantu anak-anak dalam penggunaan media
Elektronik. Kegiatan ini hadiri oleh bpk kepala Sekolah yaitu bpk. Ermanto,
S.Pd serta Guru. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa
Keperawatan Unand.
Lantas, bagaimana cara agar anak bisa memanfaatkan gadget secara
bijak dan tetap sehat?
Gadget: Sahabat Belajar yang Cerdas
Gadget sebenarnya bisa menjadi alat belajar yang efektif dengan
beragam aplikasi edukatif, anak-anak bisa belajar sambil bermain. Perlu diingat
bahwa penggunaan gadget harus tetap seimbang dengan aktivitas lainnya.
Strategi Optimalkan Penggunaan Gadget:
1.
Batasi Waktu Penggunaan:
Tentukan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget. Misalnya, satu hingga dua
jam per hari pada akhir pekan, dan hanya untuk kegiatan yang bersifat edukatif.
2.
Pilih Konten yang Berkualitas:
Awasi konten yang diakses anak. Pastikan konten tersebut sesuai dengan usia dan
memberikan manfaat bagi perkembangan anak.
3.
Buat Zona Bebas Gadget:
Tentukan area di rumah sebagai zona bebas gadget, seperti ruang makan atau
kamar tidur. Ini akan membantu anak untuk lebih fokus pada aktivitas lain yang
lebih bermanfaat.
4.
Libatkan Anak dalam Kegiatan Lain:
Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik, membaca buku, atau bermain bersama
teman. Hal ini akan membantu anak mengembangkan minat dan bakat lainnya.
5.
Jadilah Contoh yang Baik:
Orang tua adalah panutan bagi anak. Tunjukkanlah pada anak bahwa Anda juga bisa
menggunakan gadget secara bijak.
Manfaat Penggunaan Gadget yang Bijak: Meningkatkan kemampuan
kognitif: Banyak aplikasi edukatif yang
dirancang untuk merangsang otak anak. Memperluas wawasan:
Anak-anak bisa mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia. Meningkatkan
kreativitas: Beberapa aplikasi memungkinkan anak untuk mengeksplorasi
kreativitas mereka.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget yang Berlebihan: Gangguan tidur: Cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi hormon
melatonin yang mengatur siklus tidur. Masalah kesehatan fisik:
Posisi tubuh yang tidak tepat saat menggunakan gadget dapat menyebabkan nyeri
punggung dan leher. Kurang aktivitas fisik: Terlalu banyak
waktu yang dihabiskan di depan layar dapat mengurangi aktivitas fisik anak. Masalah
perilaku: Kecanduan gadget dapat menyebabkan anak menjadi mudah marah,
sulit berkonsentrasi, dan mengalami kesulitan bersosialisasi.
Gadget bisa menjadi alat yang bermanfaat bagi anak jika digunakan
dengan bijak. Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam membimbing
anak agar dapat memanfaatkan teknologi secara positif. Dengan menerapkan
strategi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa gadget menjadi sahabat belajar
yang cerdas bagi anak-anak kita.
Para ahli
menyarankan waktu maksimal anak mengakses gadget atau screen
time adalah 1–2 jam per hari. Berikut ini adalah durasi anak
main gadget yang disarankan berdasarkan usianya: Anak usia di bawah 2 tahun
disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika benar-benar
diperlukan, anak usia di atas 1,5 tahun dapat mengakses gadget dengan
didampingi orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari. Anak usia 2–5 tahun
disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya program
yang berkualitas. Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan
waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya hanya pada akhir pekan
atau maksimal 2 jam per hari.