Oleh:
Ns. Dewi Murni, M.Kep
CBM (Concept-Based Model) and PJBL (Project-Based Learning):
1. CBM (Concept-Based Model)
CBM adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada konsep-konsep utama dalam suatu disiplin ilmu. Metode ini menekankan
pemahaman yang mendalam terhadap ide-ide inti atau prinsip dasar yang berlaku
secara luas, bukan sekadar menghafal fakta atau prosedur.
- Fokus pada Konsep Utama: CBM
membantu siswa memahami dan mengaitkan konsep-konsep besar yang berlaku di
berbagai situasi, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan ini dalam
konteks baru.
- Berpikir Kritis: Metode ini
mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis dan analitis tentang materi pelajaran.
- Pembelajaran yang Mendalam: Dengan
memahami konsep-konsep inti, siswa lebih mampu mengembangkan pengetahuan
yang mendalam dan bermakna, yang dapat mereka gunakan dalam jangka
panjang.
2. PJBL (Project-Based Learning)
PJBL adalah metode pembelajaran yang
berbasis proyek, di mana siswa belajar melalui keterlibatan dalam proyek-proyek
yang relevan dan bermakna. Proyek ini biasanya berhubungan dengan masalah dunia
nyata dan membutuhkan kerja kolaboratif, pemecahan masalah, dan aplikasi
praktis dari pengetahuan.
- Pembelajaran Aktif: Siswa terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran melalui proyek yang menuntut mereka
untuk merencanakan, menyelidiki, dan menciptakan produk atau solusi.
- Keterampilan Abad 21: PJBL
mengembangkan keterampilan penting seperti kerja tim, komunikasi,
manajemen waktu, dan pemikiran kritis.
- Pembelajaran Kontekstual: Proyek
yang dipilih sering kali berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau
masalah nyata, sehingga siswa melihat relevansi langsung dari apa yang
mereka pelajari.
Perbandingan CBM dan PJBL
- CBM lebih fokus pada pemahaman
konsep yang mendalam dan analisis teoretis, sedangkan PJBL lebih
mengutamakan aplikasi praktis melalui proyek yang relevan dengan kehidupan
nyata.
- CBM menekankan penguasaan konsep
yang berlaku secara luas, sedangkan PJBL menekankan pada proses
pembelajaran melalui kegiatan yang nyata dan kontekstual.
- CBM cocok untuk mata pelajaran yang
membutuhkan pemahaman konseptual yang mendalam, sementara PJBL
cocok untuk pembelajaran yang membutuhkan keterampilan praktis dan
kolaboratif.
Kedua metode ini bisa saling melengkapi.
CBM bisa digunakan untuk memberikan dasar konseptual, sedangkan PJBL bisa
diterapkan untuk memungkinkan siswa menerapkan konsep tersebut dalam proyek
nyata.
Gambar diatas yang menggambarkan suasana
pembelajaran dengan pendekatan Project-Based Learning (PJBL), di mana siswa
terlibat aktif dalam proyek yang melibatkan analisis kasus dan praktikum,
dengan konsep dari Concept-Based Model (CBM) yang juga terlihat di sekitar
ruang kelas.
Jika dalam proses pembelajaran terdapat
kasus dan praktikum, PJBL (Project-Based Learning) lebih cocok digunakan
dibandingkan CBM (Concept-Based Model). Berikut alasannya:
Mengapa PJBL Cocok untuk Kasus dan
Praktikum:
- Aplikasi Praktis: PJBL dirancang
untuk pembelajaran melalui kegiatan yang praktis dan kontekstual. Dalam
mata kuliah yang melibatkan kasus dan praktikum, PJBL memungkinkan siswa
untuk terlibat langsung dalam pemecahan masalah nyata dan penerapan teori
dalam konteks praktis.
- Proses Pembelajaran Aktif: PJBL
mendorong siswa untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran melalui proyek yang membutuhkan analisis kasus dan
pelaksanaan praktikum. Ini membantu siswa memahami materi dengan lebih
baik melalui pengalaman langsung.
- Pengembangan Keterampilan: Dengan
menggunakan PJBL, siswa dapat mengembangkan keterampilan penting seperti
pemecahan masalah, kerja tim, manajemen waktu, dan komunikasi—semua
keterampilan yang sangat relevan ketika menghadapi kasus dan praktikum.
- Keterhubungan dengan Dunia Nyata:
PJBL memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep teoretis yang dipelajari
dengan situasi nyata yang mereka hadapi dalam kasus dan praktikum. Ini
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.
Bagaimana PJBL Bisa Diterapkan dalam
Kasus dan Praktikum:
- Kasus: Siswa dapat diberikan studi
kasus yang harus dianalisis dan diselesaikan dalam tim, mengintegrasikan
pengetahuan teoretis dan keterampilan praktis.
- Praktikum: Siswa dapat menjalankan
praktikum sebagai bagian dari proyek yang lebih besar, di mana mereka
harus merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil dari eksperimen atau
kegiatan praktis yang mereka lakukan.
Peran CBM
Sementara itu, CBM masih bisa
digunakan sebagai pendukung dalam memberikan pemahaman yang mendalam mengenai
konsep-konsep dasar yang diperlukan sebelum siswa terjun ke dalam proyek atau
praktikum. CBM dapat membantu membangun fondasi konseptual yang kuat sehingga
ketika siswa menghadapi kasus atau praktikum, mereka memiliki landasan
pengetahuan yang solid.
Kesimpulan:
- PJBL adalah metode yang lebih cocok
untuk mata kuliah yang melibatkan kasus dan praktikum karena fokusnya pada
aplikasi praktis dan pembelajaran kontekstual.
- CBM bisa digunakan sebagai
pelengkap untuk memperkuat pemahaman konsep sebelum siswa melaksanakan
proyek atau praktikum.