Search

PPNP Isi Pengabdian Masyarakat Dengan Pelatihan Penyangraian Kopi di Situjuah


Limapuluh Kota,Salingkaluak.com,-Dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana pengabdian masyarakat adalah salah satu dari tiga pilar utama perguruan tinggi, bersamaan dengan pendidikan dan penelitian. Melaksanakannya merupakan bagian dari tanggung jawab akademik untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Melalui pengabdian, dosen dan kelompok tani bisa saling berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sekaligus mendapatkan wawasan baru dari masyarakat. 

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) memberikan kontribusi nyata ditengah Masyarakat dimana dosen dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi kelompok tani. Kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) PPNP Tahun 2024 yang mengusung tema alih teknologi dalam pengolahan kopi akan membangun hubungan dengan komunitas antara petani kopi, roastery, dan pelaku kopi lainnya yang akan memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat, yang dapat membuka peluang untuk kolaborasi di masa depan.

Pelatihan penyangraian kopi yang dibuka oleh awakil direktur I PPNP Jamaluddin, S.SI., M. Si diikuti oleh petani kopi, roastery, barista kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Pelatihan ini melibatkan para roastery berpengalaman diantaranya Uda Parjock yang memiliki andil besar pada program ini, karena mesin sangrai yang digunakan adalah rakitan dari bengkel Uda Parjock. 

Selain itu juga ada roastery Kopi Luli Wempi yang memberikan materi pada pelatihan ini. Tim PPNP yang membersamai kegiatan ini adalah Dr. Mimi Harni, S.TP.,M.P., Debby Syukriani, S.PT., M.P., Rifly Arifansyaf, A.Md.  Semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan pelatihan ini bersumber dari Kemendikbudristek.

Menurut ketua PKM PPNP Dr. Rince Alfia Fadri, S.ST., M. Biomed kegiatan pelatihan penyangraian kopi dalam rangkaian PKM PPNP Tahun 2024  merupakan wadah meningkatkan citra PPNP dalam menunjukkan komitmen institusi terhadap kepekaan sosial, ekonomi, lingungan di Masyarakat. Kegiatan ini mendorong keterlibatan mahasiswa dan alumni dimana mereka bisa belajar dari pengalaman praktis, dan mengembangkan karakter. Dilain sisi menurut program PKM ini bisa mendapatkan feedback untuk penelitian. 

Pengabdian kepada masyarakat dapat menjadi sumber data dan inspirasi untuk penelitian lanjutan yang lebih relevan dengan kebutuhan Masyarakat terutama dalam pengolahan kopi mulai dari hulu hingga hilir seperti halnya penyangraian kopi.

Pelatihan penyangraian kopi dilaksanakan atas keinginan dari petani kopi Palito Organik yang diketuai oleh Idai (Dasrizal) dan penggiat kopi Sago Indra. Hal ini disambut baik olleh tim dari PPNP. 

Pada kegiatan pelatihan ini, Rince menuturkan penyangraian merupakan proses sangat penting untuk mengembangkan sifat sensori spesifik (aroma, rasa dan warna) yang mendasari kualitas kopi.  Proses ini sangat kompleks, karena jumlah panas yang dipindahkan ke biji sangat penting.  

Selama proses penyangraian, terdapat tiga tahapan fisik dan kimia yaitu penguapan air, penguapan senyawa volatil dan proses pirolisis.  Kesempurnaan penyangraian sangat ditentukan oleh suhu dan waktu penyangraian yang berpengaruh terhadap perubahan warna, kadar air, ukuran dan bentuk biji.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan pak Idai dan anggota Kelompok Tani Palito Organik mampu menjelaskan tahap-tahap dalam proses penyangraian, dari pemanasan hingga pendinginan. 

Teknik yang digunakan, seperti penyangraian drum atau hot air, juga diperkenalkan, mengetahui parameter penyangraian mulai dari bagaimana mengatur suhu, waktu, dan kecepatan untuk mencapai profil rasa yang diinginkan. 

Rince juga berharap petani kopi di kenagarian Situjuah Gadang bisa mengasah kemampuan dalam melakukan penyangraian kopi karena alat sangrai yang telah dihiibahkan pada kelompok tani dapat dimanfaatkan dengan baik. 

Kelompok Tani Palito Organik sebagai mitra PPNP bisa memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar untuk belajar pengembangan profil rasa, aroma, dan body kopi dan mahir menggunakan contoh cupping untuk merasakan perbedaan hasil kopi yang disangrai. Petani kopi harus bisa melakukan praktik keselamatan dalam proses pengolahan terutama pada saat melakukan penyangraian, termasuk perlindungan terhadap asap dan panas.

by: Dr. Rince Alfia Fadri, S.ST., M. Biomed & Tim