Search

Syech Haji ja'afar, Pendiri Masjid Arsyad Yang Ketanah Suci Jalan Kaki

Syech Haji Ja'afar

SalingkaLuak,-Tentang perjalanan menunaikan ibadah haji di negeri ini dari dahulu beragam cerita tertulis maupun turun temurun akan kita dapat. Apalagi zaman dahulu transpotasi paling keren hanya kapal laut. Dan yang menunaikan ibadah haji waktu itu didominasi orang orang yang ingin memperdalam ilmu agama Islam untuk kembali di syiarkan dikampung halaman.

Hingga rata rata yang kembali dari tanah Suci jadi panutan didalam kampung. Ibarat pepatah Minang,

 "Kapai Tampek Batanyo, Kapulang Tampek Babarito. Suluah Bendang Dalam Nagari"
Ada yang berangkat dengan modal cukup, naik kapal laut. Perjalanan berbulan bulan dilakoni dan pulangpun bisa dalam hitungan tahun. Sesuai dengan keinginan menuntut ilmu di tanah Suci.

Diawal abad 20 di Nagari Koto Nan Gadang ada seorang ulama yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci masa itu dengan berjalan kaki. Begitu saking inginnya hadir di Makkah dan menuntut ilmu disana. Dari cerita turun temurun tidak diketahui kepada siapa beliau berguru disana. Hanya ada masa sekira 9 tahun perjalanan beliau dari berangkat sampai kembali ke kampung halaman.

Perjalanan beliau ketanah Suci berbekal sumbangan masyarakat. Dari Payakumbuh perjalanan beliau ini menuju Kecamatan Pangkalan Koto Baru kabupaten Limapuluh Kota. Dari sini naik sampan sampai pesisir Sumatera dan menyeberang ke Negeri Malaysia. Perjalananpun dilanjut dengan berjalan kaki menuju Makkah. Cerita perjalanan ini didapat dari beberapa orang murid beliau saat penulis mencoba mencari tahu siapa yang makamnya ada di Mihrab Masjid Arsyad Nankodok beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Sekilas Perjalanan Ibadah Haji Dari Masa Kemasa Di Nusantara

Jamari Nama kecil beliau yang setelah pulang dari Makkah melekat nama Syech Haji Ja'afar. Menurut tokoh tokoh setempat yang pernah belajar agama kepada beliau gelar Ja'afar didapat dari pemberian guru beliau di Makkah. Syech Haji Ja'afar di Koto Nan Gadang salah satu ulama dari Tariqoh Syattariah.

Sepulang dari tanah suci sekita awal sampai pertengahan tahun 1920an Syech Haji Ja'afar dirikan masjid di Nankodok Kelurahan Tigo Koto dibaruah sekarang. Pembangunan masjid ini banyak menyisakan cerita religius dari para murid dan masyarakat sekitar.

Masjid yang diberi nama Masjid Arsyad dibangun beliau di pinggir jalan utama Kota Payakumbuh menuju Riau. Menurut cerita warga yang ikut pembangunan masjid tersebut, Bahan bangunan diambil atau dibawa ke masjid dengan gotong royong. Bangunan Masjid terbuat dari batu dan tiang utama ditengah dari kayu besar.

Batu kali dibawa dari taram sementara tiang kayu yang merupakan tiang utama masjid dibawa dari Nagari Harau Kecamatan Harau.

Masjid Arsyad yang didirikan Syech haji Ja'afar ini memiliki keunikan dengan kaligrafi menghiasi balok balok beton melingkar bangunan masjid. Serta ada sebuah kalender bertulisan huruf Arab di mihrab Masjid. Kalender ini digunakan untuk menentukan awal ramadhan, dan hari Raya idul Fitri 1 Syawal. Saat ini masjid Arsyad sedang dalam pemugaran oleh pengurus masjid. Hanya kalender di mihrab yang bisa di jumpai sebagai bukti peninggalan ulama ini. Dan itu sudah di cetak ulang.



Masjid Arsyad Nankodok selesai dibangun pada tahun 1930. Dan sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali pemugaran terutama perluasan bangunan masjid.



Nama Syech haji Ja'afar melekat dimasyarakat sekitar dengan ke tawadhu dan ragam cerit religius tentang beliau. Selain guru agama ditengah masyarakat, Beliau juga menjadi penasehat perang front Utara pada masa agresi Belanda ke II di negeri ini. Para pejuang dibawah komando Haji Mardisoen sering berkumpul dan mengadakan rapat serta minta nasehat Syech Haji Ja'afar untuk menghadapi penjajah Belanda masa itu.

Baca Juga: Balubus Dengan Kemasyuran Tuan Guru Syekh Muda Abdul Qadim Belubus

Syech Haji Ja'afar yang merupakan penganut ajaran tasawuf tariqoh Sattariyah mensyiarkan Islam untuk masyarakat sekitar terkenal sangat Rahmatan Lil alamiin. Adab Sopan Satun penuh Kharisma sangat beliau kedepankan dalam menyebarkan Amar Makruf Nahi Mungkar. Sehingga ketika ada warga atau masyarakat melakukan hal hal yang dilarang agama dan ketahuan sama beliau, warga akan berhenti sendirinya dengan rasa malu besar. Pekerjaan salah mereka diketahuai Oya (panggilan buat beliau dari masyarakat)


NB: Tulisan akan mengalami editan kedepan sesuai dengan tambahan data tentang Syech Haji Ja'afar  yang penulis dapat. Jika pembaca ada tambahan informasi tentang riwayat hidup beliau bisa berkabar di komentar atau hubungi kontak diredaksi akun ini, juga kalau ada yang harus dikoreksi mohon kabari penulis. Tulisan ini awal buat menghadirkan biografi ulama ini untuk masa datang