foot ilustrasi by net |
Ciloteh Tanpa Suara- Oleh Saiful Guci
Teman saya Andre dari Pekan Baru, singah ke rumah dan kami telah 20 tahun tidak berjumpa. Kami pernah satu SMP dulu dan sekarang telah sukses dalam usaha wiraswasta.
Andre berciloteh kepada saya bahwa “Tahun 2018 adalah saat yang tepat untuk perubahan gaya hidup atau mengubah tempat tinggal dan untuk memulai usaha bisnis baru. Karena Tahun 2018 adalah Tahun Anjing Bumi, yang dimulai dari tanggal 16 Februari 2018 dan berlangsung sampai dengan tanggal 4 Februari 2019.” Ujar Andre
“ wah pantas saja tahun sekarang, banyak orang menjadi penjilat dan pengikut kepada tuannya, saling sikut sesama teman dan adapula yang ribut memperebutkan kekuasaan rupanya pengaruh Shio Anjing ya” kata saya kepada Andre.
Andre berciloteh panjang “ Orang minang, yang namanya binatang Anjing tak asing lagi bagi mereka, binatang yang mudah dijinakkan untuk dijadikan binatang pemburu. Apabila tidak suka melihat kelakuan temannya, mereka akan berteriak “Anjiang gadang waang!”. Karena ada sifat-sifat tercela seekor Anjing yang melekat pada diri mereka , seperti :
1. Susah merobah dan meninggalkan kebiasaan yang buruk.
Anjing adalah salah satu jenis binatang yang suka memakan makanan yang berbau busuk dan menjijikan, seperti kotoran dan bangkai. Walau bagaimanapun tuannya mengurung dan mengikatnya agar tidak bebas berkeliaran di luar, kemudian memandikannya dengan sabun, diberi farfum ditidurkan di atas kasur empuk, diberi selimut dan seterusnya. Akan tetapi, jika nanti ia sempat lepas dari ikatan atau kurungannya, ia tetap akan kembali mencari kotoran atau bangkai untuk dinikmati.
2. Mudah dihasut dan dipropokasi
Anjing adalah binatang yang paling banyak dipergunakan manusia untuk pekerjaan berburu. Hal itu disebabkan karena anjing adalah binatang yang paling mudah dihasut dan dipropokasi. Dengan teriakan “hayo, hayo” dari tuannya, ia akan dengan cepat mengejar dan memburu makhluk yang menjadi suruhan tuannya. Tanpa ia pernah berfikir apakah makhluk lain itu punya ikatan atau tidak dengannya, apakah dari jenisnya sendiri atau jenis lainnya, apakah ia sanggup menghadapinya atau tidak. Yang penting begitu dihasut, ia akan langsung menerkam dan memburu tanpa mempertimbangkan akibat di belakangnya. Sehingga, tidak jarang seekor anjing menjadi mangsa makhluk lain yang diburunya, karena lebih kuat diri dirinya.
3. Makhluk yang tidak bisa menjaga persatuan
Adalah sudah menjadi kebiasaan anjing, bahwa mereka bersatu ketika berburu suatu target atau musuh. Saat berburu, mereka memiliki niat dan maksud yang sama, yaitu membunuh buruan. Begitu kokohnya persatuan mereka, sehingga binatang besar dan kuat bisa mereka taklukan. Akan tetapi, ketika buruan telah roboh, mereka mulai bertengkar untuk memperebutkan dagingnya. Sehingga, seringkali terjadi perkelahian hebat dan pembunuhan karena memperebutkan daging buruan mereka. Alangkah lebih baiknya, jika saja mereka sama-sama berbagi dan menikmati hasil buruan itu. Namun, sikap rakus telah mengalahkan diri mereka, sehingga masing-masing ingin menguasai buruan itu secara utuh. Sehingga, mereka lupa akan tujuan bersama yaitu sama-sama menikmati makanaan.
4. Selalu mengeluh dan merasa kepayahan
Seekor anjing dalam kondisi apapun lidahnya selalu dijulurkannya. Saat dia berlari, berjalan, berdiri, atau bahkan sedang tidur sekalipun lidahnya tetap dijulurkan. Sepertinya ia selalu berada dalam kepayahan, kesulitan, atau habis memikul beban yang berat.
5. Selalu ribut, bertengkar dan berkelahi karena persoalan betina
Seringkali sekelompok anjing terlibat baku hantam, pertengkaran dan berujung pada perkelahian, hanya disebabkan persoalan betina. Jika masa kawin seekor anjing betina sudah tiba, maka beberapa anjing jantan akan mendekatinya, dan masing-masing saling berebut untuk mendapatkan betina itu. Sehingga, terjadilah perkelahian hebat antara sesama anjing jantan, sampai ada yang menjadi pemenang dan akhirnya mendapat yang betina.
6. Salah satu binatang yang menyebarkan penyakit berbahya dan mematikan.
Anjing adalah salah satu jenis binatang yang mulut dan ludahnya mengandung bisa. Ia juga salah satu jenis binatang yang efektif sebagai penyebar bibit penyakit dan virus. Bahkan, di mulut anjing terdapat satu jenis bibit penyakit mematikan “rabies”, yang jika seorang manusia atau mungkin binatang lain digigitnya, akan mengalami kegilaan. Oleh Karena itulah, anjing termasuk bintang yang ditakuti oleh manusia.
7. Sedikit malu (suka mengubar seksual dan mempertontonkan kemaluannya)
Anjing adalah di antara makhluk yang paling tidak punya malu. Beberapa jenis binatang tertentu, cenderung memilih tempat yang tersembunyi untuk melakukan hubungan seksual. Sementara sepasang anjing, seringkali mempertontonkan hubungan seksual mereka kepada siapapun dan di manapun, termasuk di tengah kerumunan manusia sekalipun.
8. Buang kotoran di tempat terhormat
Anjing adalah jenis binatang yang bukan hanya suka sesuatu yang kotor dan menjijikan, namun juga suka membuang kotoran dan mengotori tempat yang baik dan terhormat.
Namun, bagi seseorang tidak suka dengan anjing ada beberapa sikap terpuji yang dimiliki Anjing untuk kemudian kita jadikan pelajaran dalam kehidupan ini. Sikap yang terpuji mestilah dimiliki dan diikuti oleh manusia, sementara sikap tercela janganlah ditiru dan hendaklah dijauhi.
Adapun sikap terpuji Anjing yang dapat kita ambil hikmahnya adalah;
1. Gemar mengosongkan perut serta tidak suka makan berlebihan
Kita bisa melihat ketika seekor anjing memakan satu tumpuk makanan. Ia tidak akan memakan makanan itu sampai perutnya penuh (gendut). Sekelipun makanan itu banyak, ia hanya mengisi perutnya dalam ukuran yang sederhana. Sehingga, sulit bagi kita membedakan antara anjing yang sudah makan dengan yang belum, karena ukuran perutnya yang relatif sama. Berbeda halnya dengan binatang ternak seperti sapi, kerbau dan lain-lain yang suka makan berlebihan sampai perutnya “buncit” dan “gendut”, dan kemudian tidur sambil memamah makanan itu kembali.
2. Tidak tidur di malam hari, kecuali sangat sedikit
Adalah sudah menjadi kebiasan seekor anjing untuk sedikit tidur di malam hari. Agaknya, karena sebab itulah manusia menjadikannya sebagai makhluk penjaga rumah atau penjaga bagi para musafir di padang pasir ketika berkemah di malam hari. Ia adalah salah satu dari makhluk Allah yang tidak pernah tidur dengan pulas, apalagi sampai hilang kesadaran di malam hari. Kalaupun seekor anjing tidur maka tidurnya sangatlah tipis, sehingga hentakan kaki manusia dari jarak jauhpun bisa didengarnya di saat tidur.
Inilah sikap hidup yang semestinya juga dimiliki oleh setiap mukmin. Tidur di malam hari adalah suatu kemestian, bahkan adalah bagian dari kewajiban untuk memenuhi hak jasmani. Adalah menzhalimi diri sendiri, jika manusia tidak menggunakan malam hari untuk waktu tidur. Sebab, Allah swt. mendatangkan malam adalah untuk tujuan agar manusia beristirahat dari kelelahan dan kesibukanya di siang hari. Namun demikian, hendaklah seseorang tidak tidur nyenyak sampai pagi, tanpa terbangun dari tidurnya dan beribadah kepada Allah.
3. Istiqamah dalam bertuan dan tetap setia dalam kondisi apapun.
Jika seekor anjing sudah memiliki tuan dan diberi makan setiap hari, bagaimanapun tuannya mengusir dan menghardiknya bahkan dipukul sekalipun, ia akan tetap setia dan tidak akan pergi meninggalkan tuannya. Bagaiamanpun tuannya memarahi bahkan memukulnya, ia tidak akan marah, melawan apalagi mendendam dan berbuat sesuatu yang bisa mencelakakan tuannya. Jika pun dia pergi ketika dihardik dan diusir, namun beberapa saat kemudian ia akan kembali kepada tuannya dan tetap memperlihatkan kesetiaannya.
Begitulah sikap yang mesti ditunjukan seorang mukim kepada Tuhannya. Janganglah seorang mukmin hanya setia, tunduk, patuh atau memuji Allah, jika diberi nikmat dan kesenangan. Sementara, jika Allah memberikan suatu kesulitan kepadanya atau hal yang tidak menyenangkan menurut ukurannya, dia langsung mengumpat dan mencela Allah kemudian berpaling dan meninggalkan-Nya. Dan memang begitulah salah satu sikap manusia yang dicela oleh Allah swt.
4. Tidak suka mempertahankan status quo
Adalah kebiasan seekor anjing, jika ia tidur pada suatu tempat kemudian meninggalkannya untuk beberapa saat, lalu datang anjing lain dan menempati tempat itu, ia tidak pernah marah apalagi mengusir anjing yang sudah menempati tempatnya. Seekor anjing tidak akan berkelahi dengan saudaranya yang mengambil posisinya apalagi yang telah ditinggalkan. Ia akan dengan senang hati berpindah dan mencari tempat lain untuk ditempati.
Begitulah sikap yang mesti ditunjukan oleh seorang mukmin terhadap saudaranya. Dia tidak marah jika ada saudaranya yang menduduki suatu jabatan, posisi apalagi posisi yang pernah ditinggalkannya. Janganlah seorang mukmin iri, dengki, atau marah kepada saudaranya yang menempati jabatan dan kedudukannya. Karena tanpa jabatan dan posisi itu, bukankah dia masih bisa melanjutkan eksistensinya atau bahkan mencari posisi dan kedudukan yang mungkin lebih baik dari yang ditempati saudaranya di tempat lain atau di waktu yang lain. Bukankah bumi Allah sangat luas, di manapun manusia berada dia pasti akan mendapatkan Tuhan dan rahmat-Nya di sana.
5. Bersifat qana’ah dan berpuas hati dengan suatu pemberian
Anjing adalah makhluk yang memiliki sifat qana’ah yang tinggi terhadap pemberian tuannya. Ia akan sangat senang dan memperlihatkan penghargaan yang tinggi kepada tuannya atas suatu pemberian, sekecil apapun dan serendah apapun kualitasnya. Jika seekor anjing diberi oleh tuannya sepotong daging, ia akan menerima dan memakannya dengan lahapnya. Jika diberikan nasi yang sudah menjadi sisa tuannya, ia juga akan menikmati pemberian itu dengan lahapnya sama seperti menikmati sepotong daging. Bahkan, jia tuannya memberikan kotorannya sekalipun, ia dengan senang hati menikmatinya sama halnya seperti ia menikmati sepotong daging. Begitulah qana’ahnya seekor anjing terhadap pemberian tuannya.
Itulah sikap yang semestinya dimiliki setiap mukmin terhadap pemberian Allah. Apapun yang diberikan Allah kepadanya dan sekecil apapun nilainya, dia tetap bersyukur dan menerimanya sebagai suatu pemberian yang besar. Bahkan, rasa syukurnya tidak kurang hebatnya ketika dia mensyukuri suatu pemberian bernilai besar. Sebab, betapapun miskin dan jeleknya keadaan dan kondisi manusia di dunia ini, tetap saja bahwa nikmat Allah sungguh sangatlah banyak terhadap dirinya. Bahkan, jika saja manusia mencoba menghitungnya, dia tidak akan mampu.
6. Bersikap sederhana dan jauh dari gaya hidup mewah
Seekor anjing senantiasa menikmati keadaannya, sekalipun ia tidur di atas alas kaki manusia atau potongan kain kumuh dan lusuh. Dia tidak membutuhkan kandang bagus, kasur empuk atau selimut tebal. Seekor anjing bisa tidur dengan tenang, sekalipun di sebidang tanah, di atas rumput, di atas batu dan sebagainya, asalkan ia terlindung dari hujan dan panas. Begitulah keserdahanaan seekor anjing dalam hidupnya, yang tidak terlalu sibuk dan berambisi dengan kemewahan dan kemegahan hidup.
Begitulah sikap seorang mukmin hendaknya, yang lebih memilih hidup sederhana, bersahaja serta tidak sibuk dan terlalu silau dengan kemegahan serta kemewahan duniawi. Kebahagian bukanlah ditentukan oleh rumah bertingkat dan mewah, mobil yang bagus serta fasilitas duniawi memukau lainnya. Namun, kebahagian ditentukan oleh ketenangan dan kepuasan hati. Banyak tokoh sufi yang pada mulanya tinggal di istana atau hidup dengan kemewahan, namun mereka tidak memperoleh kebahagiaan kecuali setelah melepaskan ikatan gemerlapan duniawi itu. Karena dunia dan gemerlapannya tidak lain hanyalah sebuah permainan dan senda gurau. Kalaupun kelihatan menyenangkan, itu hanyalah sesat dan bersifat semu.
7. Memiliki sikap tawakkal yang tinggi
Bila seekor anjing sedang makan, kemudian tuannya datang dan membawanya pergi ke suatu tempat, maka ia tidak akan pernah membawa bekal atau membawa makanan yang masih tersisa. Sebab, ia yakin bahwa di tempat yang baru, rezikinya pun sudah ada dan tersedia. Lihat bedanya dengan seekor monyet yang jika dibawa pergi oleh tuannya ketika sedang makan, maka makanan itu akan dibawanya dengan kedua tangannya, setelah sebelumnya mengisi penuh kedua tempat makanan yang ada di mulutnya.
Begitulah sikap yang mesti dimiliki oleh setiap mukmin, bahwa hendaklah dia memiliki sikap tawakkal kepada Allah. Seseorang tidak perlu takut tidak akan mendapatkan rezeki ke manapun dia pergi atau di manapun dia berada. Bukankah Allah meliputi langit dan bumi? Oleh karena itu, cukuplah manusia menjadikan Allah sebaik-baik Pelindung dan tempat berserah diri.
8. Penuh harap terhadap suatu pemberian
Adalah tabi’at seekor anjing, jika melihat tuannya atau siapapun yang lewat di hadapannya membawa suatu jenis makanan, ia akan terus menatap dan mengharap diberi makanan. Seekor anjing baru akan selesai memandang pemilik makanan itu, sampai dilemparkan makanan tersebut kepadanya.
Begitulah seharusnya sikap seorang mukmin terhadap nikmat dan karunia Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya dan Pemilik segalanya. Lalu kenapa manusia tidak mau meminta karunia-Nya itu? Bukankah Allah menjanjikan pengabulan akan setiap permohonan yang diajukan kepada-Nya?
Disalin dari https://www.facebook.com/saiful.guci?ref=br_rs