Langkah Boleh Lambat, Namun Jangan Berhenti
Pernahkah Anda memperhatikan dua pola asuh yang berbeda saat anak menghadapi hasil belajarnya?
Pola Pertama:
"Juara 2? Kenapa tidak juara 1?"
"Nilai matematika 85? Anak lain ada yang 90."
Anak tumbuh dalam bayang-bayang angka. Pintar, tapi mudah patah. Hebat, tapi rapuh ketika gagal.
Pola Kedua:
"Bahasa Inggrismu naik 3 poin? Alhamdulillah Hebat!
Matematika masih 70? Tidak apa-apa, kita belajar lagi."
Anak berkembang dengan mental tangguh. Ia tak takut salah, karena tahu setiap usaha dihargai.
Terlalu sering, kita *fokus pada kekurangan*. Padahal, mengapresiasi pencapaian, sekecil apa pun, jauh lebih baik daripada terus menyoroti kekurangan. Orang yang dibiasakan melihat sisi positif akan tumbuh *lebih mudah bersyukur*. Sebaliknya, *mereka yang selalu mencari kesalahan akan kesulitan menemukan kebahagiaan*, karena standar mereka tak pernah selesai.
Bagi orang yang menerima apresiasi, dampaknya sangat besar: tumbuh kepercayaan diri, semangat untuk berkembang, dan rasa aman dalam belajar. Sementara *yang terus direndahkan akan merasa tak pernah cukup, cenderung takut mencoba, bahkan bisa kehilangan arah*.
Kultus Kesempurnaan di Sekitar Kita
Kita hidup dalam budaya yang:
* Mengagungkan ranking, bukan proses.
* Memuja hasil instan, bukan perjalanan.
* Membandingkan tanpa memahami latar belakang.
Padahal Allah telah mengingatkan:
*"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya."* (QS. An-Najm: 39)
Yang dinilai adalah ikhtiar yang konsisten, bukan hanya hasil sesaat.
*Belajar dari Alam: Semua Butuh Waktu*
* *Bambu Cina*: Empat tahun pertama nyaris tak tumbuh. Tahun kelima, tiba-tiba menjulang 25 meter. Kenapa? Karena akar yang dalam menentukan ketinggian.
* *Mutiara*: Berasal dari luka kecil dalam kerang. Butuh tekanan dan waktu bertahun-tahun untuk jadi indah.
* *Sungai*: Tak pernah terburu-buru. Tapi dari aliran kecil yang konsisten, ia mampu mengukir batu, membentuk ngarai.
*Dampak Pola Pikir Progresif*
Dalam Pendidikan:
* Anak lebih berani mencoba, tak takut salah.
* Fokus pada belajar, bukan sekadar angka.
Dalam Karier:
* Belajar 1% setiap hari = ahli dalam setahun.
* Adaptasi dan konsistensi mengalahkan prestasi instan.
*Strategi Membangun Ketahanan*
* Kaizen: Perbaikan kecil setiap hari. 1% saja, asal konsisten, lebih kuat dari lompatan besar yang mudah lelah.
* Growth Mindset: Kegagalan bukan musuh, tapi guru. *"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus, meski sedikit."* (HR. Muslim)
Panduan Praktis
Untuk Orang Tua:
Tanyakan: "Apa yang kamu pelajari hari ini?"
Bukan: "Berapa nilaimu?"
Apresiasi proses dan semangat belajar, bukan hanya angka.
Untuk Diri Sendiri:
Bandingkan dirimu dengan versi kemarin,
bukan dengan pencapaian orang lain.
Untuk Pendidik:
Hargai pemahaman dan progres pelan-pelan.
Bukan sekadar kecepatan atau siapa yang paling dulu selesai.
Refleksi
*Apa langkah kecil yang bisa Anda lakukan hari ini untuk lebih baik dari kemarin?*
Karena dalam hidup ini, kecepatan bukanlah segalanya.
Yang membawa kita sampai ke tujuan—adalah *langkah kecil yang tidak berhenti*.
(Prof. Henmaidi, Juni 2025)