HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Beredar Video Aksi Premanisme Di Pasar Payakumbuh, Kepolisian Bergerak Cepat

Payakumbuh --- Polres Payakumbuh bergerak cepat dengan langsung mengamankan seorang pria berinisial SY (39) warga Kecamatan Payakumbuh Selatan yang diduga melakukan aksi premanisme di Pasar Payakumbuh.

Pria tersebut diamankan pihak kepolisian pada Sabtu (17/5) sekitar pukul 23.30 WIB di Pasar Pusat Pertokoan Kota Payakumbuh. Pada saat diamankan, ia mengakui perbuatannya kepada aparat kepolisian.

Dari keterangan Kapolres Payakumbuh AKBP. Ricky Ricardo melalui kasat reskrim AKP. Wiko Satria Afdal menyebut aksi premanisme tersebut terkuak dari beredarnya video di berbagai platform Medsos (Media Sosial) adanya dugaan aksi pungutan liar (Pungli) yang dibarengi dengan pemaksaan kepada pedagang.

"Pelaku dengan sengaja meminta uang secara paksa dengan alasan uang parkir yang mengatas namakan Pemerintah Kota Payakumbuh kepada pemilik toko, besaran uang yang diminta pelaku Rp. 5000 kepada masing-masing pedagang yang ditemuinya setiap Minggu," katanya.

Pada saat itu pemilik toko tidak bersedia atau keberatan dengan pungutan tersebut dan terjadi pertengkaran adu mulut antara pelaku dan pemilik toko sehingga pemilik toko tidak membayarkan pungutan parkir tersebut kepada pelaku dan kemudian pelaku meninggalkan tempat tersebut.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh M. Faizal menyampaikan apresiasi atas tindakan yang telah dilakukan oleh kepolisian. Menurutnya, kerjasama dengan kepolisian sangat diperlukan untuk menuntaskan aktivitas premanisme baik di pasar pusat pertokoan maupun di pasar Ibuh.

"Yang namanya uang pungutan buat ronda, parkir, atau apalah dalih namanya mengatasnamakan pemko dari dulu sudah ada. Pada umumnya pelaku ini berdomisili di sekitar pasar dan beraktivitas di sekitar pasar. Kepada petugas trantib kami selalu berpesan untuk diminimalisir. Bahkan ada pula pelaku yang tidak segan berkonfrontasi dengan petugas kami," ungkapnya.

Faizal juga menegaskan untuk meminimalisir konflik di kawasan pasar, kerjasama dengan kepolisian dan TNI perlu dilakukan. Pemko juga membuat tim yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Koperasi dan UKM.

"Kepada pedagang kami himbau, jangan pernah dilayani aktivitas pungli tersebut. Kami faham kalau pedagang dihantui oleh rasa takut akan asetnya hilang atau diancam oleh pelaku seperti yang ada di video. Namun, kita perlu untuk katakan tidak pada aksi-aksi premanisme yang dapat merugikan orang lain," tuturnya.

Sementara itu, salah satu pedagang di pasar Payakumbuh yang enggan disebutkan namanya berharap kepada pemerintah dan kepolisian agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman baik kepada pedagang maupun kepada pengunjung yang datang.

"Pokoknya kalau pasar sudah bebas pungli dan premanisme. Kami kena palak terus sama oknum, sementara kami tertib bayar retribusi ke pemda," ungkapnya. (FS)