Wahyudi Thamrin

Mengolah Sirsak dan Tembakau Jadi Pestisida Nabati



Oleh: Dr. Silvia Permata Sari, SP., MP.
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

TEKNOLOGI PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DARI TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L) DAN TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum)

Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Ada banyak jenis tanaman yang bisa dijadikan pestisida nabati diantaranya tanaman sirsak dan tembakau. Sebelum kita membuat pestisida nabati dari tanaman sirsak dan tembakau, terlebih dahulu saya akan mengajak sahabat pembaca untuk mengetahui klasifikasi tanaman sirsak dan tembakau.


A. Tanaman Sirsak

Adapun klasifikasi dari tanaman sirsak adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi      : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas       : Dicotyledonae

Ordo        : Polycarpiceae

Famili      : Annonaceae

Genus      : Annona

Spesies    : Annona muricata L.

Daun tanaman sirsak memiliki bentuk bulat telur dan ujungnya berbentuk lancip. Daun ini berwarna hijau muda hingga hijau tua dengan panjang antara 6-18 cm dan lebar 3-7 cm serta berukuran tebal. Daun permukaan atas memiliki ciri warna hijau mengkilap, sedangkan pada bagian bawah berwarna kusam. Daun sirsak memiliki bau yang spesifik, tangkai daun pendek antara 3-10mm.

Buah sirsak memiliki duri sisik yang halus dan berwarna hijau. Sedangkan daging buah memiliki warna putih, lembek, berserat, dan berair. Bunga tanaman sirsak tergolong bunga tunggal, yaitu satu bunga terdapat banyak putik sehingga sering kali dinamakan bunga berpistil majemuk. Biji tanaman sirsak berwarna coklat kehitaman, halus, dan mengkilat serta pada bagian ujung tumpul. Sedangkan pada biji buah yang tidak normal memiliki warna agak putih dan tidak terlalu keras.

Daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, seperti bulatacin, asimisin dan squamosine. Senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant pada konsentrasi tinggi sehingga, hama tidak lagi mau memakan bagian tanaman yang dinginkannya, sedangkan pada konsentrasi rendah, dapat menyebabkan serangga mati karena bersifat racun.

Tanaman sirsak mengandung senyawa kimia seperti, saponin flavonoid, tanin, annonain, glikosida, dan senyawa lainnya yang berperan sebagai antifeedant, racun perut dan racun kontak bagi beberapa hama tanaman.  Selain itu, kandungan senyawa metabolit yang terdapat pada daun sirsak berfungsi sebagai faktor mortalitas. serangga yang diberi insektisida nabati akan cepat terlihat efek mortalitas karena memiliki cara kerja sebagai racun saraf.

Senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun sirsak berperan sebagai pelindung tanaman dari serangan hama dan penyakit. Alkaloid termasuk senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrgen, biasanya terdapat dalam kombinasi sebagai bagian sistem siklik. Saponin dapat menurunkan daya makan hama karena memiliki rasa pahit yang berasal dari tanaaman. Tanin adalah bahan kimia yang tergolong polifenol yang terdapat dalam tumbuhan, memiliki kemampuan untuk menyamak kulit dan memiliki rasa sepat. Tanin berperan sebagai penolak hewan herbivora. Alkaloid dan terpenoid sangat berpotensi menghambat makanan beberapa serangga. Selain itu, senyawa flavonoid juga terdapat pada daun sirsak. Senyawa flavonoid berperan sebagai insektisida. Flavanoid adalah senyawa yang tersusun atas 15-karbon yang biasa ditemukan pada tumbuhan. Flavonoid terbagi atas tiga kelompok antara lain : antosianin, flavon, dan flavonol.
 

B. Tumbuhan Tembakau

Adapun klasifikasi dari tumbuhan tembakau adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Genus : Nicotiana

Species : Nicotiana tabacum L.

Tembakau memiliki akar tunggang sepanjang 50-70 cm. Tembakau juga memiliki akar serabut yang tumbuh mencapai kedalaman ±40 cm, akar serabut ini akan terbentuk saat tanaman dipindah tanam dan tumbuh disekitar leher akar. Akar tanaman tembakau adalah tempat sintesis nikotin sebelum diangkut kedaun melalui pembuluh kayu. Batang tembakau berwarna hijau, berbulu, dan tegak. Tanaman tembakau memiliki ruas yang rapat dengan tinggi 58-101 cm. Jika tembakau di tanam di tempat yang tepat dan dipelihara dengan baik, tembakau dapat mencapai ketinggian 250 cm. Rata-rata umur tanaman tembakau adalah 3-4 bulan.

Daun tembakau berbentuk daun tunggal, melekat di batang dan tersusun secara spiral. Jumlah daun tembakau ±18-25 lembar dengan panjang 30-43 cm dan lebar daun 16-27 cm. Tembakau memiliki bunga majemuk, berbentuk malai dengan mahkota bunga berbentuk pyramidal yang tersusun di ujung tanaman. Bunga berbentuk terompet yang terdiri dari, mahkota bunga kelopak, putik dan benang sari. Tembakau mulai berbunga umur 57-62 HST. Tembakau memiliki buah yang kecil berbentuk telur dengan panjang 1,5-2 cm. warna buah tembakau saat masih muda berwarna hijau dan saat sudah masak berubah menjadi cokelat. Biji tembakau berukuran sangat kecil dan berwarna cokelat tua.

Tembakau mengandung senyawa kompleks seperti terpenoid, saponin, alkaloid dan flavonoid berupa senyawa nikotin. Saponin adalah senyawa glikosidik kompleks, senyawa yang dibentuk oleh kondensasi gula dengan senyawa hidroksil organik. Saponin terdiri dari dua kelompok yaitu saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin merupakan racun perut dan racun kontak .

Nikotin memiliki rumus senyawa C10H14N2 yang merupakan jenis alkaloid. Sebagian besar kandungan alkaloid berasal dari unsur nitrogen yang bersifat netral hingga basa. Seluruh bagian tanaman tembakau memiliki kandungan nikotin. Tembakau kering mempunyai 2-8% nikotin sedangkan nikotin pada rokok yaitu 0,6-5,5%. Nikotin dapat berpengaruh terhadap saraf mamalia, menenangkan dan membuat mereka rileks karena memiliki efek stimulan. Selain itu, nikotin juga dapat menjadi racun.

Nikotin tidak hanya beracun bagi manusia, tetapi juga memiliki sifat aditif dan anti herbivora yang dapat digunakan sebagai insektisida. Nikotin adalah racun saraf yang dapat bereaksi sangat cepat dan seringkali selektif terhadap berbagai jenis hama. Nikotin berfungsi sebagai racun kontak bagi OPT seperti ulat, kutu daun, thrips dan dapat digunakan sebagai fungisida. Selain itu nikotin merupakan neurotoxin yang dapat memberikan reaksi dengan cepat, dapat dijadikan sebagai racun kontak, fumigan dan racun perut bagi serangga.

Terpenoid terdiri dari serangkaian rantai lima karbon, atau yang disebut unit isoprena, dihubungkan oleh ikatan kepala ke ekor. Terpenoid dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu hemiterpen (C5), monoterpen (C10), seskuiterpen (C15), diterpen (C20), sesterterpen (C25), triterpen (C30) dan tetraterpen (C40). Terpenoid adalah sekelompok senyawa yang dapat memberikan rasa, bau, dan warna pada tumbuhan. Terpenoid umumnya ditemukan di daun dan buah tanaman tingkat tinggi seperti pohon pinus dan jeruk. Terpenoid alami kebanyakan ditemukan dalam minyak atsiri. Kandungan terpenoid tanaman tembakau adalah 3,1%. Terpenoid bertindak sebagai penolak serangga dan dapat memengaruhi sistem saraf dan metabolisme serangga, sehingga banyak digunakan sebagai insektisida tanaman.

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang banyak ditemukan di alam, seperti pada tanaman. Flavonoid memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai antioksidan untuk manusia, agen antimikroba, bahkan dapat membasmi serangga. Menurut (Nukmal et al., 2017) senyawa flavonoid dapat dijadikan sebagai racun terhadap hama tanaman. Flavonoid dapat mengurangi kapasitas fertilitas pada reproduksi primer serangga, memiliki efek anti feedant dan membunuh serangga. Selain itu, flavonoid juga dapat mengganggu proses fisiologis serangga saat molting dan memperlambat perkembangannya.

          Berikut ini manfaat tanaman tembakau dalam pengendalian hama tanaman :

1.      Membunuh serangga. Celupkan selembar daun tembakau ke dalam satu liter air dan biarkan semalaman. Nikotin dilepaskan ke dalam air dan larutannya dapat disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.

2.      Mencegah Serangan Kutu Tanaman. Siapkan campuran yang terdiri dari setengah cangkir bubuk bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir tembakau. Kemudian menyebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah serangan kutu tanaman.

3.      Mencegah Penyakit Daun Menggulung. Campurkan larutan tembakau dan bubuk piretrum kemudian semprotkan pada daunnya agar tidak melengkung. Penyakit ini disebabkan oleh larva serangga yang menggulung daun untuk dijadikan tempat hidup.

4.      Mencegah parasit. Sebarkan tembakau di dekat pangkal buah persik untuk menakut-nakuti penggerek.

5.      Membasmi kelabang. Tanah dibasahi dengan campuran bawang putih, air dan tembakau.

6.      Membasmi tikus tanah. Tembakau ditaburkan di lubang sarang tikus.

C. Pembuatan Pestisida Nabati Daun Sirsak

Adapun alat dan bahan yang diperlukan yaitu: blender, gunting, gelas ukur, saringan, corong, tempat larutan (wadah), kerangka jaring, sprayer, daun sirsak 100 lembar, air 5 liter, 15 gram deterjen bubuk yang fungsinya sebagai perekat. Kemudian prosedur kerja pembuatan pestisida nabati daun sirsak sebagai berikut:

1)        Alat dan bahan disiapkan

2)        Daun sirsak dipotong 50-100 lembar menggunakan gunting

3)        Seluruh potongan daun sirsak dimasukkan kedalam blender

4)        Air dimasukkan kedalam blender

5)        Ekstrak daun sirsak disaring kemudian dimasukkan kedalam botol

6)        Botol ditutup dan diamkan selama 1 minggu

7)        Setelah 1 minggu larutan pestisida sirsak sudah bisa diaplikasikan ke tanaman

8)        Setiap 1 liter larutan diencerkan dengan 10-15 liter air


D. Pestisida Nabati Daun Tembakau

Dalam pembuatan pestisida nabati daun tembakau, alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut: daun tembakau sebanyak 100 gram, alkohol 5% 40 mL, air, wadah, plastik, karet gelang, alat saring, kompor, panci. 

Adapun prosedur kerja pembuatan pestisida nabati daun tembakau tersebut sebagai berikut:

1). Dengan Cara Direndam: Pertama sekali, siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Tambahkan alkohol 5% ke dalam wadah. Tembakau dimasukkan ke dalam wadah yang berisi alkohol, kemudian dipadatkan agar seluruh tembakau terendam alkohol. Setelah semuanya terendam, wadah ditutup dengan plastik lalu diikat dengan karet. Rendaman dibiarkan selama beberapa jam. Setelah perendaman selesai, ekstrak tembakau tersebut kemudian disaring. Cairan siap digunakan, diencerkan dengan perbandingan daun tembakau dengan air adalah 1:10 (1 kg daun tembakau: 10 alkohol).

2). Dengan Cara Direbus: pertama sekali air disiapkan sebanyak 500 ml di dalam panci. Kemudian masukkan 100 gram tembakau ke dalam panci yang berisi air tersebut. Selanjutnya rebus hingga mendidih dan kemudian dinginkan. Cairan ekstrak daun tembakau disaring dan siap untuk digunakan (penggunaan daun tembakau dengan perbandingan air yaitu 1:10 (1 kg daun tembakau: 10 liter air bersih).

Demikian cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak dan daun tembakau yang dapat digunakan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang kita budidayakan. Semoga bermanfaat. #Silvia Permata Sari