Search

Karimuntiang Dan Khasiatnya

Oleh: Obel SP.MP

Ketika mendengar kata Karamuntiang, kita khususnya warga Universitas Andalas dan Sumatera Barat umumnya akan teringat pada sejenis tanaman perdu yang buahnya berbentuk lonjong dan berwarna merah kecokelatan sampai hitam ketika sudah masak, rasanya manis seperti anggur namun terasa agak berserat dan tidak mengandung banyak air. 

Namun, saat sekarang ini, kebanyakan orang akan bertanya-tanya, tanaman apakah itu? Seperti apa bentuknya dan dimana tumbuhnya? Yupz.. Karamuntiang hanya tinggal nama, tinggal cerita, tinggal kenangan dihati khususnya mahasiswa Pertanian Universitas Andalas. 

Kenapa demikian, karamuntiang sangat lengket dihati mahasiswa pertanian yang melaksanakan praktikum dilahan atas setiap hari sabtu atau minggu. Pada lokasi praktikum sekitar tahun 2008, masih banyak ditemukan karamuntiang disekitar lahan. Sehabis praktikum pasti menyempatkan diri untuk saling berebutan menycari buah karamunting disela daunnya yang rimbun.

Menurut masyarakat sekitar, dulunya mulai dari gerbang Unand saat ini hingga ke hutan di belakangnya banyak sekali pohon karamunting, namun setelah Unand selesai dibangun dan terus melakukan pembangunan setiap tahunnya, selain itu memang keberadaanya tepat pada lokasi yang akan dibangun sehingga populasi tanaman karamunting mengalami penurunan tajam karena harus ditebang untuk melengkapi sarana dan prasarana kampus. 

Hampir seluruh mahasiswa yang masuk tahun 2018 tidak tahu tentang tanaman karamuntiang dan penasaran dengan cerita yang beredar baik dari dosen-dosen ataupun para asisten yang menceritakan kondisi parktikum dilahan pertanian beberapa tahun yang telah berlalu.

Jika kita berbicara tentang Karamuntiang atau bahasa latinnya Rhodomyrtus tomentosa, tanaman ini termasuk kedalam family Myrtaceae atau jambu-jambuan. Dikutip dari laman Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian RI, tanaman ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dan akhirnya menyebar ke daerah tropis dan subtropis sampai ketinggian 2.400 meter. Banyak sebutan untuk tanaman ini diberbagai daerah di Indonesia seperti keumiki (Aceh) karamunting (Banjar, Kalimantan, Sabah, Sarawak malaysia), karamuntiang (SUmetera Barat), kalimuntiong (Riau), harimonting (Batak), harendong sabrang (Sunda) dan kernuduk atau keraduduk (Bangka Belitung). Di beberapa tempat, tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias, sebab warna bunganya sangat menarik. Namun demikian, di tempat lain, tanaman ini dianggap sebagai gulma alias tanaman pengganggu karena pertumbuhannya yang sangat cepat sehingga mengalahkan vegetasi aslinya.

Tanaman Karamuntiang sangat potensial sekali jika kita liat dari manfaat yang diberikan. Semua komponen dari tanaman ini memberikan manfaat yang sangat baik untuk kesehatan.

1. Akar Karamuntiang. Ekstrak akar dapat meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus. Dengan kata lain, ekstrak akar mampu untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus sebagai penyebab nanah. 

2.Daun Karamuntiang, Selain sebagai bahan pengobatan herbal untuk penyakit diabetes, daunnya dapat dimanfaatkan untuk obat luka, yaitu dengan mengunyah beberapa lembar daun kemunting, lalu ditempelkan ke bagian luka. Di tempat lain, daun Karamuntiang dapat dimanfaatkan untuk menetralkan racun. 

3.Buah Karamuntiang. Bila dikonsumsi, buah karamunting memiliki kandungan ekstrak antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Antioksidan diperlukan untuk mencegah ataupun mengurangi penyakit akibat radikal bebas. Bila dikonsumsi, buah ini memiliki efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas, dan melawan metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Kandungan karamunting juga mampu meningkatkan hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan juga meningkatkan antianoxic. Selain itu, buah Karamuntiang juga digunakan sebagai obat untuk disentri dan diare.

Mengingat banyaknya manfaat tanaman Karamuntiang, sudah selayaknya menjadi perhatian dan mengambil tindakan  untuk melakukan pelestariannya sehingga dapat dikembalikan lagi marwahnya Bukik Karamuntiang yang tidak hanya tinggal nama dan kenangan semata.