Search

Pendampingan Supervisor dalam Penerapan Supervisi model 4s


Oleh: Ns. Dewi Murni, M.Kep

 

Supervisi klinis semakin diakui sebagai bagian penting dari kesehatan modern dan efektif

sistem perawatan. Namun sifat sebenarnya dari pengawasan tidak begitu jelas dan menghambat dari praktik.  Supervisi 4S merupakan strategi supervisi yang efektif bagi supervisor untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja staf perawat melalui strategi struktur, keterampilan, dukungan dan keberlanjutan dari supervise.

Setelah supervisor dan supervise mendapat pencerahan dari beberapa Nara Sumber, di bentuklah kelompok untuk dilakukan pendampingan. Pendampingan yang di lakukan oleh Bu Zifriyanti minanda Putri, Esthika dan Dewi Murni. Dalam proses pendampingan supervisor. Kelompok menunjuk supervisor perwakilan dengan supervise. Skenario yang di lakukan dalam penganan pasien rawat Inap. Diskusi berjalan dengan hangat dan meriah. Masing-masing fasilitator memotivasi supervise untuk mengikuti proses supervise dengan model 4s.

Pendampingan supervise model 4s berlangsung lebih kurang 1 jam. AKTIVITAS SUPERVISI MODEL 4 S, antara lain.

Structure, Supervisor membina 6-8 perawat dalam melakukan pengkajian dan asuhan keperawatan. Tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan pengalaman perawat dalam hal konsultasi, fasilitasi dan assisting. Skills, Pada tahap ini supervisor meningkatkan keteramilan praktis (contoh menjahit luka, memasang EKG dll). Support, Kegiatan ini dilakukan bertujuan memberikan support terhadap kompetensi yang dibutuhkan perawat dalam meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan melalui training, share informasi terbaru. Sustainable, Kegiatan ini dilakukan bertujuan mempertahankan pengalaman, keterampilan, nilai-nilai positif yang telah dianut oleh perawat dengan cara melakukan transfer pengalaman melalui DRK.

Supervisi 4s Berkontribusi dalam meningkatkan minat dan keterampilan perawat dalam kualitas perawatan             pasien sehingga perawat memiliki kapasitas dalam             mengidentifikasi masalah pasien dan mampu            mencari solusi terbaik. Beberapa Riset yang sudah dilakukan Ada pengaruh supervisi 4 S dalam keselamatan pasien di RS Mattaher Jambi, Meningkatkan komitmen perawat budaya keselamatan.  Proses Supervisi yang di lakukan oleh si supervisor ada beberapa tahapan diantaranya, adanya persiapan, adanya pelaksanaa dan Evaluasi.

Evaluasinya dilakukan akan menggunakan Form yang sudah sepakati. Form supervise yang digunakan menggunakan Tanggal, Waktu dengan sasaran: 1). Pendokumentasian Asuhan keperawatan meliputi: Pengkajian, Rencana Asuhan, Implementasi dan Evaluasi, 2). SDM Keperawatan: Pengetahuan tentang uraian tuga sikap dan perilaku dalam pelayanan, Keterampilan dalam pelayanan, 3). Fasilitas dan peralatan: Pemeliharaan fasilitas medic dan keperawatan,Penyimpanan obat live saving, 4). Mutu Pelayanan:

Pengelolaan pelayanan keperawatan, Penerapan SP2KP, Pengawasan dan Pengendalian 13 indikator mutu, Pengelolaan diet pasien, Penerapan komunnikasi SBAR, 5). Evaluasi Program.

Kelima kegiatan ini akan di uraikan sepertia apa kegiatan yang dilakukan, tindakan apa yang di lakukan, melakukan evalusi serta Apa tindaklanjutkan akan di lakukan oleh sisupervisor untuk si supervise.

Setelah Tim membuat Rancaangan maka supervisor membuat rencana kegiatan supervisi Kepala Kuangan, masing-masing ruangan di jadwalakn sesuai dengan Rencana, bisa perhari dan perbulan. Tergantung dari rencana yang akan di capai.

Supervisi disusun secara terjadwal,

Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan,

Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf,

Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf yang disupervisi,

Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervise,

Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinforcement,

Supervisor mengidentifiasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf,

Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf,

Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan,

Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf,