Wahyudi Thamrin

Pentingnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

 

Sumber: https://www.unicef.org/indonesia/id/siaran-pers/bulan-imunisasi-anak-nasional-di-indonesia-berakhir-tapi-upaya-mendesak-masih


Penulis:Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep., M.Kep
(Dosen Prodi S-1 Keperawatan, Universitas Andalas)

Dalam upaya meningkatkan kesehatan dan imunitas anak di tengah pandemi, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) menjadi agenda krusial yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Program ini tidak hanya membantu mencegah berbagai penyakit menular, tetapi juga membentuk kekebalan kelompok yang kuat di kalangan anak-anak sekolah.

BIAS adalah program nasional yang dilaksanakan dua kali setahun, yaitu pada bulan Agustus dan November. Pada bulan Agustus, imunisasi yang diberikan meliputi Campak, Rubela, dan Human Papiloma Virus (HPV). Sedangkan pada bulan November, fokusnya adalah imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (Td).

Menurut data Kementerian Kesehatan, cakupan BIAS pada tahun 2022 telah mencapai 90 persen. Meski begitu, masih ada tantangan dalam meningkatkan capaian imunisasi Tetanus Difteri lanjutan yang masih di bawah 90 persen. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sangat dibutuhkan.

Imunisasi untuk anak-anak sekolah penting untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit dan mencegah penyebaran penyakit ini ke orang lain. Vaksin biasanya diberikan secara intramuskular, oral, atau intranasal, dan mereka membantu mengembangkan kekebalan dengan meniru infeksi tanpa menyebabkan penyakit. Individu yang divaksinasi cenderung tidak tertular penyakit, mengurangi kemungkinan orang lain jatuh sakit juga (Stutzman LPN, 2019).   

Penelitian telah menunjukkan bahwa imunisasi dua dosis rutin untuk varicella dapat mengurangi keparahan penyakit, meskipun efektivitas vaksin di lingkungan sekolah pembibitan mungkin rendah (Sakaue et al., 2021). Kebijakan imunisasi yang lebih ketat memiliki efek positif pada tingkat pendaftaran keseluruhan untuk anak-anak usia sekolah, terutama di sekolah umum (Zier & Bradford, 2020).

Pemberian vaksin berbasis sekolah telah berhasil mencegah morbiditas dan mortalitas di antara anak-anak usia sekolah, remaja, dan orang dewasa di negara berpenghasilan rendah dan menengah(LaMontagne et al., 2018). Undang-undang imunisasi sekolah wajib telah berperan dalam mencapai cakupan vaksin tingkat tinggi dan mempertahankan kekebalan kawanan, berkontribusi pada penurunan kejadian penyakit. Individu yang divaksinasi cenderung tidak tertular dan menyebarkan penyakit, yang membantu melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi, seperti bayi dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah (Rutherford & Schechter, 2017).  

Dalam menghadapi tantangan kesehatan global ini, kita semua memiliki peran. Mari kita lakukan bagian kita dengan menjaga kesehatan anak-anak kita dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bukan hanya tentang memberikan vaksin, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih sehat dan kuat untuk masa depan.

 

Daftar Pustaka

 

LaMontagne, D. S., Cernuschi, T., Yakubu, A., Bloem, P., Watson-Jones, D., & Kim, J. J. (2018). School-Based Delivery of Vaccines to 5-to 19-Year Olds.

Rutherford, G. W., & Schechter, R. (2017). The Vaccine Wars: What Can Be Learned from California’s Experiences with Mandatory Immunisation of School Children? Socijalna Ekologija: Časopis Za Ekološku Misao i Sociologijska Istraživanja Okoline, 26(1–2), 23–35.

Sakaue, T., Sugawara, T., Sugisita, Y., Kurita, J., Nohara, M., & Ohkusa, Y. (2021). Varicella outbreak at a nursery school under routine immunization. MedRxiv, 2021–05.

Stutzman LPN, C. D. (2019). The Importance of Immunizations in School-Aged Children.

Zier, E. R., & Bradford, W. D. (2020). To attend or not to attend? The effect of school-immunization exemption policies on enrollment rates for prekindergarten, kindergarten and elementary aged youth. Vaccine, 38(11), 2578–2584.