Search

Tsunami Palu Disebabkan Longsor Bawah Laut


Belum sembuh duka kita terhadap musibah yang melanda Lombok, Jumat, 28 September 2018 musibah menyelimuti warga Palu dan Donggala. Setelah gempa dahsyat dengan kekuatan 7,7 SR mengguncang Donggala, Palu diterpa tsunami. Ratusan warga kehilangan keluarga dan sanak saudara, tertimbun atau tenggelam. Hingga kini, lebih dari 800 orang menjadi korban jiwa dan tak terbilang lagi kerugian materiil yang luruh karenanya.

Pemutar Video
00:00
00:30

Kekuatan Gempa

Sulawesi, pulau ini terletak di titik pertemuan batas tiga lempeng : lempeng Pasifik-Filipina, Sundaland (Asia), dan Indo-Australia, dan merupakan gabungan dari lempeng-lempeng yang berserak, menjadikannya kerap terjadi gempa.
Namun, gempa kali ini terbilang merupakan gempa terbesar dalam beberapa tahun belakangan.  Jika gempa berkekuatan 7 SR telah memporakporandakan lombok beberapa bulan lalu, maka bayangkan seberapa besar Gempa Palu yang memiliki kekuatan 11 kali dari Gempa Lombok. Kerusakan pada berbagai kawasan seolah turut menceritakan seberapa besar kekuatan guncangan saat gempa terjadi.
bukannya cuma selisih 0,7 yaa bulek?
Skala dalam pengukuran gempa memiliki fungsi logaritmik sehingga selisih 0,7 setara dengan 10 pangkat 1.5*(7.7-7.0)  atau 11 kali.

Sesar Palu-Koro Sebabkan Longsor Bawah Laut

Gempa Palu disebabkan oleh pergerakan yang terjadi pada sesar Palu – Koro. Sebelumnya, 29 Mei 2017, Pergerakan sesar Palu – Koro mengakibatkan gempa berkekuatan 6,6 SR. Menerus ke tenggara, Pada 17 Juni 2017, Pergerakan Sesar Matano mengguncang Morowali dengan gempa berkekuatan 5,1 SR. Kawasan ini memang sangat rentan gempa.

Sesar Palu – Koro merupakan sesar geser dengan kecepatan 32–45 mm/ tahun. Meski pergerakan tersebut terhitung cukup significant, namun sesar ini sebenarnya tidak memicu terjadinya tsunami. Tsunami biasanya terjadi akibat dari pergerakan sesar naik.



Kenampakan morfologi bawah laut material longsoran di sekitar area sesar Palu – Koro
Namun, dengan mempertimbangkan besarnya kekuatan gempa yang terjadi, diduga gempa memicu longsor bawah laut yang mengakibatkan tsunami yang lebih kuat ketimbang hanya dislokasi patahan saja. Material longsoran mendorong masa air laut dan menimbulkan gelombang. Gelombang yang ditimbulkan terbilang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan pada mekanisme tsunami yang terjadi akibat pergerakan sesar. Namun, karena memasuki daerah teluk sempit maka amplitudo gelombang akan mengalami amplifikasi, begitu pula dengan kecepatannya. Hingga kemudian gelombang tsunami mampu mencapai daratan.
Longsor yang mengakibatkan tsunami pernah terjadi di Papua Nugini tahun 1998 dan juga pasca letusan G. Krakatau tahun 1883.
Bagaimana longsor memicu tsunami?
Habis gempa kenapa bisa ada rumah – rumah yang bergerak, ada juga yang satu desa tenggelam karena lumpur.. lumpurnya dari mana tho itu bulek?



Kawasan kota Palu tersusun atas material sedimen yang berasal dari pantai maupun hasil erosi dari area perbukitan yang mengelilinginya

Secara umum Sulawesi tersusun atas batuan metamorfik dan batuan beku yang sebenarnya cukup tahan terhadap goncangan gempa, karena batuannya yang relatif kompak. Namun sayang, tidak demikan dengan Palu. Kota ini berdiri di atas endapan pantai dan aluvial yang lepas lepas dan banyak menyimpan air. Alasan ini pula yang barangkali menjawab peristiwa terbenamnya pemukiman di Petobo karena ‘terhisap’ lumpur dan bergeraknya rumah – rumah. Peristiwa ini dikenal dengan istilah liquefaction.

telah tebrit di geologi.co.id