Search

Sosialisasi kebencanaan itu proses belajar mengajar

Maaf …. Belum sempat mengupdate Dongeng Geologi karena beberapa kali harus ke media TV dan menjawab lewat WAG dan FB. Sebenernya semua tentang pertanyaan-pertanyaan itu juga sudah ada dalam Dongeng Geologi disini. Hanya saja terpaksa saya hanya memberikan link saat ditanya. Memang semestinya saya menuliskan disini … lagi …. dan lagi ….
“Wah pakde curcol niih”.
Oke lah …. Hampir selalu muncul ocehan yang sama ketika ada bencana.

“Apa ga pernah diteliti ?”
“Apakah ga bisa diprediksi sebelumnya ?”
“Para ahli ini ngapain aja ?”

Namun, seringkali, setelah kejadian banyak bermunculan tulisan atau artikel, paper ilmiah yang menyebutkan dugaan atau kekawatiran yang terjadi. Para ahli yang pernah meneliti mengeluarkan hasil kajiannya …. doh telaat !!

Masalah Coomunication GAP

Ini sudah terlalu sering, memang bukan kesalahan para ahli saja yang tidak (belum sempat) mengkomunikasikan, namun juga masyarakat awam lebih banyak yang hanya pasif juga menerima, dan bahkan “pelupa“, atau bahkan ada yang sengaja hanya bertanya bahkan memberi info salah yang memperkeruh suasana.
Pendidikan dan pengajaran serta sosialisasi itu tidak ada batasnya. Jadi kalau merasa “pernah” melakukan sosialisasi itu bukan berarti sudah selesai tugasnya, karena yg dilakukan pasti tidak menjangkau semua elemen masyarakat.
Pengalaman saya tentang membicarakan gempa ini bukan yang pertama, selalu saja sudah yang kesekian kalinya. Isinya ya itu-itu saja. Bahkan berulang ulang. Namun saya dengan ini justru menyelami bagaimana sulitnya guru itu mengajar. Membayangkan setiap tahun mengajar hal yang sama ke murid dan mahasiswa yang berganti-ganti.
Memang bahan bertambah, ilmu pengetahuan berkembang. Demikian juga pengalaman saya mendongeng gempa. Ilmunya sedikit berkembang, fakta bahan yang dibicarakan bertambah, namun masyarakat melalui media sering menanyakan berulang ulang. Tapi ga boleh bosen
“Aku sudah mencatat looh pakde, cuman kadang catatannya hilang. Ya maaf saja akhirnya tanya Pakde lagi aja”
Memang sosialisasi itu itu proses yang harus dilakukan terus menerus.
Ini bagian dari proses belajar mengajar.
Tidak boleh berhenti !

Salut dan salam hormat pada bapak-ibu guru dan dosen.
Sudah semestinya program sosialisasi ilmu dan hasil penelitian para ahli ini lebih diintensifkan. Dan persis seperti guru, kegiatan sosialisasi juga harus ada evaluasinya. Demikian juga sosialisasi bencana, perlu ada evaluasi, perlu survey umpan-balik, apakah bener masyarakat sudah sadar akan bencana disekelilingnya ?
Survey pemahaman dan kesadaran juga diperlukan supaya kita tahu apkah masyarakat dan juga pejabat setempat mengerti lingkungannya sendiri. Selain mengerti ancamannya juga harus tahu apa yang perlu dilakukan bila terjadi bencana.
Apakah kalau sosialisasi sudah dilakukan, masyarakat tidak akan bertanya-tanyi “Mengapa gempa tidak bisa diprediksikan ?”
Tidak ada jaminan !
Karena sosialisasi ilmu pengetahuan dan hasil penelitian itu bagian dari proses belajar. Itu terus berjalan walau sudah pernah dilakukan.



Salam Waspada !


telah tayang di https://geologi.co.id/