Search

Komplikasi Diabetes Melitus pada Anak dan Remaja: Alarm bagi Generasi Muda

 


Penulis:

Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep., M.Kep

Dosen Prodi S-1 Keperawatan, Universitas Andalas

 

 

Pendahuluan


Di tengah-tengah kekhawatiran yang semakin meningkat terkait kesehatan anak-anak dan remaja di seluruh dunia, ada satu penyakit yang tampaknya terus merajalela: diabetes melitus (DM). Bukan hanya menjadi domain orang dewasa, diabetes kini terus meningkat prevalensinya pada kelompok usia muda. Namun, apa yang lebih memprihatinkan adalah dampak jangka panjang dan komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini pada anak-anak dan remaja.
Diabetes, baik tipe 1 (T1D) maupun tipe 2 (T2D), memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. TODAY Study Group pada tahun 2021 menemukan bahwa remaja dengan T2D memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap morbiditas kardiovaskular. Dengan demikian, risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke menjadi lebih tinggi pada mereka yang didiagnosis menderita diabetes saat remaja.


Menariknya, tidak hanya masalah fisik yang menjadi perhatian. Penyakit ini juga memiliki dampak psikososial. Beberapa studi menunjukkan hubungan antara DM tipe 1 dengan bullying. Sebuah hubungan yang mungkin terdengar tidak signifikan, namun memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup anak dan remaja yang menderita DM.
Salah satu komplikasi serius dari diabetes adalah pada mata. Dikenal sebagai retinopati diabetik, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan serius. Selain itu, komplikasi lain meliputi neuropati diabetik yang mempengaruhi saraf, serta nefropati diabetik yang mempengaruhi ginjal.


Namun, apakah semua ini adalah kabar buruk bagi anak-anak dan remaja dengan diabetes? Tentu saja tidak. Sejatinya, dengan manajemen yang tepat dan pemahaman mendalam tentang penyakit ini, komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah atau ditangani sejak dini.
Untuk itu, penting bagi kita untuk lebih peka terhadap gejala diabetes pada anak dan remaja. Gejala-gejala ini antara lain sering merasa haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan mudah merasa lelah. Dalam beberapa kasus, gejala-gejala ini mungkin tampak sepele, namun perlu mendapatkan perhatian khusus jika muncul bersamaan.


Selain itu, pendidikan tentang diabetes serta bagaimana mencegahnya perlu ditingkatkan. Sekolah, sebagai lingkungan kedua anak setelah rumah, dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi kesehatan, terutama terkait gizi seimbang dan pentingnya aktivitas fisik.
Dalam konteks kesehatan global, diabetes pada anak dan remaja bukan hanya merupakan masalah medis. Ini adalah isu sosial, pendidikan, dan bahkan ekonomi. Biaya kesehatan yang meningkat, potensi kehilangan produktivitas di masa depan, serta kualitas hidup yang berkurang menjadi beberapa alasan mengapa kita harus serius menangani masalah ini.


Terapi nutrisi menjadi salah satu pilar utama dalam manajemen T1D. Konsumsi makanan, khususnya lemak, mempengaruhi kontrol glukosa darah, yang jika tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Makanan tinggi lemak dapat menyebabkan hiperglikemia tertunda dan meningkatkan hemoglobin A1c. Selain itu, asupan lemak yang tinggi juga meningkatkan risiko kardiovaskular pada pasien T1D (Garonzi et al., 2021).


Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Anak dan Remaja dengan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2
Diabetes Tipe 1 dan Risiko penyakit kardiovaskular : Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan T1D. Aterosklerosis berkembang sejak dini pada individu dengan T1D, dengan wanita memiliki risiko relatif lebih tinggi dibandingkan pria (Smigoc Schweiger D et al., 2021). Diabetes Tipe 2 pada remaja memiliki risiko kardiovaskular yang tinggi, dengan prevalensi faktor risiko yang meningkat dalam dekade pengamatan (TODAY Study Group, 2022).

Kesimpulan

Sebagai penutup, perlu kita ingat bahwa diabetes pada anak dan remaja bukanlah sebuah takdir. Dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi generasi muda dari komplikasi jangka panjang penyakit ini. Saatnya kita bersama-sama beraksi demi masa depan yang lebih sehat untuk anak-anak dan remaja kita.

Daftar Referensi

  1. Smigoc Schweiger D, Battelino T, Groselj U. (2021). Sex-Related Differences in Cardiovascular Disease Risk Profile in Children and Adolescents with Type 1 Diabetes. Int J Mol Sci, 22(19), 10192.
  2. TODAY Study Group, Shah RD, Braffett BH, & others. (2022). Cardiovascular risk factor progression in adolescents and young adults with youth-onset type 2 diabetes. J Diabetes Complications, 36(3), 108123.
  3. Garonzi, C., Forsander, G., & Maffeis, C. (2021). Impact of Fat Intake on Blood Glucose Control and Cardiovascular Risk Factors in Children and Adolescents with Type 1 Diabetes. Nutrients, 13(8), 2625.
  4. TODAY Study Group, Bjornstad, P., Drews, K. L., & others. (2021). Long-Term Complications in Youth-Onset Type 2 Diabetes. N Engl J Med, 385(5), 416-426.