Search

Mengenal Istilah Cyberbullying, Ini Kata Pakar Digital Di Pasaman



Pasaman — Kasus cyberbullying terjadi pada banyak remaja. Tidak sedikit yang belum memahami dampak negatif ditimbulkan perundungan di dunia digital tersebut.

Hal itu disampaikan U Laila Saadah, seorang konselor parenting yang juga pegiat literasi digital saat menjadi narasumber webinar Kominfo RI di Kabupaten Pasaman, Kamis (26/8/2021).

“Ciri-ciri cyberbullying seperti dilakukan berulang-ulang, bertujuan menakuti, membuat marah, mempermalukan, dan mengancam seseorang,” katanya.

Era digital, sambung Laila, dapat memberikan manfaat yang banyak, seperti sumber informasi yang akurat, dapat membangun kreativitas, mempermudah komunikasi, dan mempermudah jejaring sosial. 

“Agar memahami multikultural di ruang digital seseorang hendaknya mengetahui budaya lain, menghentikan ujaran kebencian, dan bersikap kritis,” katanya.

Ditambahkan Laila, aktifitas di dunia maya selalu meninggalkan jejak digital saat pengguna mengakses media online.

“Media online memiliki mesin pencari dengan algoritma tertentu yang berfungsi banyak hal. Masing-masing platform memiliki bentuk atau rumus algoritma yang berbeda,” katanya.

Jejak digital pengguna media sosial, katanya, dapat terlacak melalui banyak aktifitas yang dilakukan saat online. 

“Waspadai riwayat pencarian, pesan teks dalam aplikasi chat, voto, video yang sudah ditandai, lokasi yang pernah dikunjungi, dan interaksi di media social seperti likes, comment, atau follow,” tutupnya.

Webinar ini juga menghadirkan para narasumber lain yaitu Reda Linda Gaudiamo (Pekerja Seni), Nelson (Kepala SMAN 1 Padang Gelugur), dan Irdas Yustin (Peniliti Revolt Institute Multimedia dan IT), serta Key Opinion Leader oleh Dwi Yanti seorang Influencer. (rel)