HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Tiga Kampus Dari Sumbar Bersinergi Kembangkan Industri Kopi Arabica Sehat Dari Lereng Kerinci

 


Kerinci,Salingkaluak.com,- Tim Hilirisasi Riset SINERGI Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) bersama Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan kunjungan ilmiah ke Koperasi ALKO Sumatra Kopi (ALKO) dan HT Arabica Coffee di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penelitian yang berada di bawah payung Coffee Education & Research Institute (CERI). Penelitian ini merupakan kolaborasi dengan PT Pesona Global Multikarya (PGM) dan didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada Tahun Anggaran 2025.

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan kopi arabika spesialti Sumatera yang rendah akrilamida dan tinggi antioksidan, melalui pendekatan ekonomi sirkular dan teknologi blockchain. Penelitian ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan global terkait keamanan pangan, keberlanjutan, dan nilai tambah produk kopi Indonesia.

Menggali Inovasi dari Lereng Gunung Kerinci

Sumatera dikenal sebagai salah satu penghasil kopi arabika dengan cita rasa khas dan kompleks, diminati pasar global karena karakter asam cerah dan aroma floralnya. Namun, di balik popularitasnya, muncul kekhawatiran terkait kandungan akrilamida, senyawa bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penyangraian.

Melalui riset ini, tim CERI berupaya mengembangkan protokol pascapanen ramah lingkungan dan proses sangrai terkontrol, guna menekan pembentukan akrilamida tanpa mengorbankan cita rasa khas kopi Sumatera. Pendekatan ilmiah tersebut juga berfokus pada peningkatan komponen bioaktif dan antioksidan alami yang bermanfaat bagi kesehatan.

Koperasi ALKO dipilih sebagai lokasi penelitian karena telah lama menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan, traceability digital, dan circular economy. Melalui sistem blockchain, setiap batch kopi dapat ditelusuri asal-usulnya, mulai dari kebun hingga konsumen, memastikan transparansi dan keamanan produk, terutama bagi segmen pasar ekspor dan UMKM. 

Koperasi ALKO Sumatra Kopi selama ini dikenal sebagai pelopor pengembangan kopi berkelanjutan dan traceable di Indonesia. Kolaborasi tim ALKO dan CERI dari PPNP mencoba memperkuat sistem keterlacakan digitalnya dengan platform Qhitink serta mengintegrasikan aplikasi EcoTrace , inovasi digital yang dikembangkan oleh PPNP di bawah naungan CERI yang diketuai oleh Prof. Rince Alfia Fadri bersama timnya Prof. Novizar (Universitas Andalas), Prof. Edi Syafri (PPNP), Dr. Mimi Harni (PPNP), Dr. Mulianti (Universitas Negeri Padang), Rifly Arifansyah, Amd.(PPNP), Sherlya Wanda, S.T.P (PPNP) dan Fina Firdiyanti, S.T. (UNEJ), dan tim lapangan lainnya.

Inovasi dan Hilirisasi Riset

Penelitian ini mengusung lima pilar inovatif dalam hilirisasi riset diantaranya 1) Inovasi pascapanen ramah lingkungan dan transparan berbasis blockchain; 2) Identifikasi rantai nilai dan audit limbah untuk pengembangan protokol rendah emisi dan akrilamida; 3) Produksi kopi spesialti sehat sebagai komoditas unggulan Sumatera; 4) Paten produk dan integrasi ke industri lokal dan UMKM; 5) Rencana bisnis dan replikasi model industri untuk ekspansi pasar nasional dan internasional. Riset ini dijalankan dalam dua tahap dimana tahun pertama (TKT 7) difokuskan pada validasi teknologi dan pengembangan prototipe kopi arabika tinggi antioksidan.

 “Dengan mengacu pada Qhitink dilanjutkan dengan pencatatan pada EcoTrace, kami ingin menghadirkan jejak digital yang jujur dan bermanfaat bagi semua pihak. Sistem ini tidak hanya mencatat data produksi, tapi juga memberi nilai tambah bagi petani dan UMKM yang menerapkan prinsip berkelanjutan,” ujar ketua tim CERI-PPNP.


Menuju Kopi Sehat dan Berkelanjutan dari Sumatera

Hasil akhir penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan kopi arabika sehat khas Sumatera, dengan profil sensori unggul dan kaya antioksidan. Produk ini diharapkan menjadi komoditas unggulan baru dari Sumatera yang tidak hanya berorientasi rasa, tetapi juga pada kesehatan, keberlanjutan, dan transparansi produksi.

Selain memperkuat posisi Indonesia di pasar kopi spesialti global, riset ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya: SDG 3: Kesehatan dan kesejahteraan; SDG 9: Industri, inovasi, dan infrastruktur; dan SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

“Dari lereng Gunung Kerinci, kami belajar bahwa masa depan kopi bukan hanya soal cita rasa, tetapi tentang tanggung jawab terhadap bumi dan generasi berikutnya,” ujar Owner HT Arabica Coffee dengan penuh semangat.


Dukungan Kemdiktisaintek untuk Hilirisasi Riset

Program ini merupakan bagian dari skema pendanaan Hilirisasi Riset SINERGI Kemendiktisaintek 2025, yang mendorong perguruan tinggi untuk melakukan kolaborasi lintas institusi dalam mempercepat pemanfaatan hasil riset di masyarakat dan industri.

Melalui dukungan ini, tim berencana mengembangkan platform digital traceability sederhana EcoTrace untuk petani binaan, serta melakukan pendampingan ekonomi sirkular berbasis komunitas di kawasan sentra kopi Sumatra.


Langkah ke Depan : Menurunkan Emisi dan Menumbuhkan Kepercayaan

Hasil kunjungan ini akan menjadi dasar penyusunan model ekosistem kopi berkelanjutan, yang memadukan aspek sosial, lingkungan, dan teknologi. Tim juga berencana melanjutkan riset kolaboratif dengan ALKO dan PT PGM untuk memperkuat rantai nilai kopi dari hulu hingga hilir.

Dalam kesempatan tersebut, Suryono, CEO ALKO Sumatra Coffee, menyampaikan pentingnya pendekatan ilmiah untuk memperkuat komitmen koperasi terhadap keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon di seluruh rantai pasok.

“Kami telah melakukan studi kelayakan penurunan emisi karbon dalam rantai pasok kopi Kerinci. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan ekonomi sirkular, efisiensi energi, dan sistem keterlacakan digital mampu menurunkan jejak karbon secara signifikan,” ujar Suryono CEO ALKO Sumatra Coffee.

Kolaborasi dengan tim CERI - PPNP, dan dukungan platform seperti Qhitink dan pencatatan EcoTrace akan membantu kami mencapai target produksi kopi rendah emisi dan berdaya saing global. PT Pesona Global Multikarya sebagai mitra yang dipimpin oleh Tiara Zul Afifah dan komisarisnya Pebriyansah menyampaikan :

“Ekonomi Sirkular dan SDGs Konsep circular economy menjadi fondasi riset ini. Limbah kulit kopi, ampas, dan air olahan dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan bahan biostimulan alami, yang memperkaya kesuburan tanah dan mengurangi polusi. Sistem ini sekaligus memperkuat kesejahteraan petani melalui efisiensi biaya produksi dan konservasi lingkungan”.

 

Dengan semangat “dari riset untuk masyarakat,” kegiatan ini diharapkan mampu menjembatani dunia akademik dan industri, serta menghadirkan inovasi yang berdampak langsung bagi petani dan lingkungan.